Golkar Paling Diuntungkan dari UU Pilkada

Reporter

Sabtu, 27 September 2014 20:33 WIB

Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, tersenyum saat akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta (14/5). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana menilai Partai Golongan Karya menjadi partai yang paling diuntungkan dari disahkannya Rancangan Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Qanun itu bakal membuat pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi bukan milik rakyat, namun milik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. "Golkar masih jadi partai yang paling mendominasi parlemen di daerah," kata Ari saat dihubungi, Sabtu, 27 September 2014.

Ari khawatir mekanisme pilkada yang baru saja disahkan di Rapat Paripurna DPR itu bakal menyingkirkan tokoh-tokoh potensial di daerah. Sebab, fenomena politik berbasis figur sudah tidak relevan lagi. "Yang ada adalah fenomena politik berbasis kekuatan partai atau jumlah kursi," ujar dia.(Baca:Tagar #ShameOnYouSBY Dominasi Perbincangan Netizen)

Padahal sebelumnya, banyak kepala daerah potensial yang kemudian memenangi pilkada meskipun tidak disokong partai mayoritas parlemen di daerah itu. "Contohnya adalah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil," kata Ari. Pada Pilkada Kota Bandung tahun 2013, Ridwan dan pasangannya, Oded Danial, memenangi pilkada walaupun hanya didukung dua partai, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera.

Menurut Ari, bahkan kader potensial dari Koalisi Merah Putih bisa jadi tidak punya kendaraan untuk maju menjadi kepala daerah. "Sekarang pilkada bicara soal kursi di parlemen, bukan soal kandidat potensial lagi. Sebab besar kemungkinan kandidat satu dengan yang lain tidak punya kesempatan yang sama," katanya.(Baca:Golkar Dapat Jatah 4 Pimpinan Kelengkapan DPR)

Ari mengatakan metode pemungutan suara via DPRD bakal dewan pimpinan pusat partai politik menentukan pemimpin daerah. "Akan muncul banyak kepala daerah tapi made in Jakarta'," katanya. Sebab, penentuan suara di daerah ditentukan DPRD, sedangkan penentu suara DPRD itu fraksi parpol sebagai perpanjangan tangan partai. "Partai di daerah pasti ikut perintah DPP karena partai itu komando sentralistik."

"Jadi bisa dikatakan sebarnya pilkada sudah selesai sejak DPP memutuskan siapa kepala daerah yang mereka kehendaki," kata Ari.

Sidang Paripurna pada 26 September 2014 memutuskan pilkada dilakukan melalui DPRD. Keputusan itu diambil setelah kubu pendukung pilkada langsung dari poros koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla kalah suara ketimbang kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pendukung pilkada melalui DPRD.(Baca:Pilih Ketua DPR dan MPR, Ical Mau Istikharah Dulu)

Sidang diwarnai aksi 'walk out' 129 anggota Partai Demokrat. Padahal jika Demokrat mendukung pilkada langsung, maka suara kubu Jokowi-Kalla bakal menang dan Paripurna mengesahkan pemungutan suara dalam pilkada akan dilakukan oleh rakyat.
MUHAMAD RIZKI


Baca juga:
Jokowi:Subsidi BBM Dialihkan ke Petani dan Nelayan
Raisa, Gigi, dan JKT 48 Ramaikan Penutupan IIMS
Ketemu Dubes Asing, Risma Kebanjiran Tawaran Join
Kasus IM2, Operator Internet Minta Fatwa MA


Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

8 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

18 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

26 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

27 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

28 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

28 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

31 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

37 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

37 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

43 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya