Tuntaskan Kasus Timika dan HAM di Timor Timur

Reporter

Editor

Minggu, 8 Mei 2005 10:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Amerika Serikat (AS) bisa membuka kembali program pendidikan dan pelatihan militer (International Military and Education Training/IMET) untuk Indonesia. Syaratnya, kasus pembunuhan warga AS di Timika diselesaikan dan masalah Hak Azasi Manusia (HAM) di Timor Timur mendapat perkembangan baik."Presiden (Yudhoyono) sendiri lulusan IMET. Ini sangat positif," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Robert Zoellick, dalam konferensi pers seusai penandatanganan perjanjian bantuan pembangunan perekonomian Indonesia senilai AS$ 73,7 juta dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Sabtu (7/5) petang di Jakarta.Senat AS mencabut kerjasama militer IMET untuk Indonesia pada 1992, menyusul terjadinya kerusuhan berdarah di Santa Cruz, Timor Timur, November 1991. Senat AS juga menuding TNI tak kooperatif untuk menyelesaikan kasus tertembaknya dua warga AS di di sekitar wilayah konsesi pertambangan emas dan tembaga milik PT Freeport McMoran Indonesia di Timika dan Tembagapura. Pada Februari 2005, AS memberlakukan kembali program IMET setelah Indonesia dinilai memiliki kondisi penegakan hukum yang memuaskan, utamanya dalam kerjasama investigasi kasus Timika dengan Biro Penyelidikan Federal (FBI) AS. Menurut Zoellick, saat ini program IMET yang dibuka untuk Indonesia masih dalam taraf ‘biasa’, dalam artian belum dibuka penuh. "Bisa dibuka penuh bila ada perkembangan di Timika dan Timor Timur," tuturnya.Dalam kunjungan ke Indonesia ini, khusus dalam bidang keamanan, Zoellick mengaku membahas masalah terorisme, reformasi pertahanan, dan penyelesaian kasus Timika dengan Presiden Yudhoyono dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS. "Indonesia telah mengambil langkah-langkah yang kuat. Kami juga membicarakan cara-cara yang berhubungan dengan reformasi yudisial," ungkapnya.Reformasi yudisial yang dimaksud adalah berkaitan dengan strategi lima tahun senilai AS$ 750 juta yang dijanjikan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), yang antara lain ditujukan untuk membangun good governance yang akan mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Salah satu fokusnya adalah pendirian Pengadilan Anti-Korupsi. Ibnu Rusydi

Berita terkait

Amerika Cabut Embargo Kopassus, Danjen: Kita Lihat Kondisi Dulu

23 Maret 2018

Amerika Cabut Embargo Kopassus, Danjen: Kita Lihat Kondisi Dulu

Moeldoko mengatakan ajakan AS kepada Kopassus untuk latihan militer bersama menunjukkan hubungan militer Indonesia-Amerika membaik.

Baca Selengkapnya

Panglima TNI Hadi Tjahjanto Sebut Tak Ada Embargo Militer Amerika

24 Januari 2018

Panglima TNI Hadi Tjahjanto Sebut Tak Ada Embargo Militer Amerika

Menteri Pertahanan Ryamirzard Ryacudu sebelumnya bertemu dengan James Mattis untuk membahas embargo yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Kopassus.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Amerika Rugi Embargo Kopassus

24 Januari 2018

Pengamat: Amerika Rugi Embargo Kopassus

Muradi mengatakan keahlian dan keterampilan pasukan Kopassus jika dibandingkan dengan Delta Force jauh lebih baik.

Baca Selengkapnya

Menhan Usahakan Cabut Embargo Militer Amerika terhadap Kopassus

23 Januari 2018

Menhan Usahakan Cabut Embargo Militer Amerika terhadap Kopassus

Menhan Ryamizard Ryacudu akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis untuk mencabut embargo itu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Desak Embargo Senjata untuk Arab Saudi

26 Februari 2016

Uni Eropa Desak Embargo Senjata untuk Arab Saudi

Parlemen Uni Eropa menyerukan embargo senjata kepada Arab Saudi atas tuduhan pelanggaran hukum internasional di Yaman.

Baca Selengkapnya

Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer  

21 Desember 2011

Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer  

Menurut Ivanov, setiap negara, termasuk negara-negara Barat, memiliki persoalan dengan isu pelanggaran hak asasi manusia dan demokrasi.

Baca Selengkapnya

Kopassus Minta Obama Aktifkan Pelatihan Militer

3 Maret 2010

Kopassus Minta Obama Aktifkan Pelatihan Militer

Empat perwira Tentara Nasional Indonesia dilaporkan sedang berada di Washington untuk menegosiasikan hal itu

Baca Selengkapnya

Tahun 2008, TNI Gunakan SS2 - V4 Pindad

22 November 2006

Tahun 2008, TNI Gunakan SS2 - V4 Pindad

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta TNI untuk menggunakan senjata serbu jenis SS2 - V4 yang diproduksi oleh PT Perindustrian Angkatan Darat (PINDAD) pada tahun 2008. Hal itu ia sampaikan ketika meninjau pameran Indo Defence di Kemayoran, Rabu (22/11).

Baca Selengkapnya

TNI AU: Kerja Sama Dengan Singapura Untuk Atasi Lamanya Pengadaan

22 November 2006

TNI AU: Kerja Sama Dengan Singapura Untuk Atasi Lamanya Pengadaan

Rencana TNI Angkatan Udara memperbaiki empat buah pesawat angkut Hercules C-130 di Singapura untuk mengatasi lamanya waktu pengadaan suku cadang.

Baca Selengkapnya

TNI AL Akan Membeli Rudal Harpon

5 Desember 2005

TNI AL Akan Membeli Rudal Harpon

TNI Angkatan Laut berancana membeli peluru kendali jenis Harpon buatan Amerika Serikat. Ini bisa dilakukan setelah Amerika membuka embargo militer atas Indonesia.

Baca Selengkapnya