Buruh Yogyakarta Tolak RUU Pilkada  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 9 September 2014 16:15 WIB

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPER) berdiri di atas pagar saat berdemo di kantor DPRD Pinrang (10/6). Mereka menolak rencana kenaikan harga BBM. TEMPO/Suardi Gattang

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aliansi Buruh Yogyakarta mengecam keras Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang dinilai bakal menyengsarakan nasib kaum buruh pada masa depan.

"Jika RUU Pilkada ini terwujud, masa depan buruh semakin tidak pasti, dan kami sepakat menolak," kata Sekretaris Jenderal Aliansi Buruh Yogyakarta Kirnadi kepada Tempo, Selasa, 9 September 2014.

Kirnadi menuturkan salah satu dampak pengembalian mekanisme pilkada ke DPRD adalah hilangnya kontrol kepada penguasa atau pemerintah dalam komitmennya menyejahterakan nasib buruh. "Bupati atau wali kota yang dipilih DPRD tidak akan bisa diikat kontrak politik lagi untuk memperjuangkan nasib buruh," ujar Kirnadi.

Dia memberi contoh, dalam pilkada langsung, calon kepala daerah bisa diikat kontrak politik. Jika berhasil terpilih, si calom punya kewajiban moral memperjuangkan nasib buruh agar lebih baik.

"Seperti revisi komponen kebutuhan hidup layak (KHL) untuk penentuan upah minimum ideal," katanya.

Selain itu, buruh juga mengecam RUU itu karena diprediksi hanya melanggengkan politik transaksional eksekutif dengan DPRD. "Selama ini, yang jadi kepala daerah kalau bukan orang partai kan kalangan pengusaha bermodal besar yang direkrut partai. Mereka ini biasanya tak proburuh, tapi sebaliknya."

Kirnadi menuturkan RUU Pilkada tak hanya sebuah kemunduran besar bagi demokrasi. Ini juga bentuk pemberangusan hak politik dari kaum marjinal yang butuh diperjuangkan nasibnya. "Buruh tak bisa lagi mengajukan calon yang dianggap layak dan memenuhi kriteria, karena semua diambil alih DPRD."

Sebagi respons penolakan RUU Pilkada, Kirnadi mengatakan akan berkoordinasi dengan serikat buruh di seluruh daerah agar satu suara menolak dan mendorong judicial review jika RUU itu disahkan. "Kami akan berada di garis depan menolak itu sampai gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Politik kotor seperti ini tak bisa dibiarkan," ujar Kirnadi

Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sudjanarko menuturkan RUU Pilkada diyakini akan mendapat kecaman keras dari masyarakat luas. Seperti layaknya pertarungan pemilu presiden lalu, ia memperkirakan akan terjadi pengelompokan masyarakat secara besar-besaran.

"Bukan sekadar partai, tapi masyarakat akan ikut turun sendiri, karena ini proses kemunduran demokrasi luar biasa," kata Sudjanarko, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

PRIBADI WICAKSONO





Terpopuler:
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat

Berita terkait

RUU Papua Barat Daya Disetujui Dibawa ke Pembahasan Tingkat II

13 September 2022

RUU Papua Barat Daya Disetujui Dibawa ke Pembahasan Tingkat II

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Provinsi Papua Barat Daya telah selesai pada pembahasan tingkat I. #InfoTempo

Baca Selengkapnya

Vokalis Seringai Tolak RUU Permusikan: Mengekang Kreativitas

31 Januari 2019

Vokalis Seringai Tolak RUU Permusikan: Mengekang Kreativitas

Selain tak diperlukan, vokalis band Seringai, Arian, juga menilai RUU permusikan punya banyak pasal-pasal karet yang mengekang kreativitas.

Baca Selengkapnya

Cina Godok RUU Larangan Transfer Teknologi Paksa

28 Desember 2018

Cina Godok RUU Larangan Transfer Teknologi Paksa

Pemerintah Cina telah mengusulkan larangan transfer teknologi paksa dan campur tangan pemerintah secara ilegal dalam operasional perusahaan asing.

Baca Selengkapnya

Senat Lousiana Amerika Setuju RUU Larang Seks dengan Hewan

13 April 2018

Senat Lousiana Amerika Setuju RUU Larang Seks dengan Hewan

Senat negara bagian Louisiana, Amerika Serikat menyetujui RUU larang manusia berhubungan seks dengan hewan.

Baca Selengkapnya

DPR Desak Pemerintah Mengajukan RUU Perlindungan Data Pribadi

10 Maret 2018

DPR Desak Pemerintah Mengajukan RUU Perlindungan Data Pribadi

Hanafi Rais menyebut ada 32 UU tentang data pribadi namun tidak ada yang membahas khusus mengenai perlindungan data.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rayu DPR Sahkan RUU AFAS

6 Februari 2018

Sri Mulyani Rayu DPR Sahkan RUU AFAS

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar rapat bersama Komisi Keuangan DPR.

Baca Selengkapnya

Menteri Airlangga: RUU Perkelapasawitan Berisiko Tumpang-Tindih

18 Juli 2017

Menteri Airlangga: RUU Perkelapasawitan Berisiko Tumpang-Tindih

Draf beleid RUU Perkelapasawitan dinilai tidak memuat kebijakan baru alias
mengatur

hal-hal yang sudah berlaku.

Baca Selengkapnya

DPR Tetap Lanjutkan Pembahasan RUU Perkelapasawitan, tapi....

18 Juli 2017

DPR Tetap Lanjutkan Pembahasan RUU Perkelapasawitan, tapi....

Undang-Undang Perkelapasawitan belum dibutuhkan. Pemerintah menilai saat ini tidak terdapat kekosongan hukum yang mengharuskan pembuatan undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla: Tak Ada Istilah Buntu Bahas RUU

7 Juli 2017

Jusuf Kalla: Tak Ada Istilah Buntu Bahas RUU

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tidak ada istilah jalan buntu dalam pembahasan rancangan undang-undang di parlemen.

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Akan Susun RUU Sistem Transportasi Terpadu

2 Juli 2017

Pemerintah dan DPR Akan Susun RUU Sistem Transportasi Terpadu

Jika terdapat UU mengenai sistem transportasi terpadu, pemerintah dan stakeholder terkait lebih leluasa dalam bergerak.

Baca Selengkapnya