Jokowi Diminta Perhatikan Pembangunan Papua  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 1 September 2014 10:21 WIB

Joko Widodo atau Jokowi. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Papua Komaruddin Watubun mengatakan presiden terpillih Joko Widodo telah mendapat banyak masukan perihal kesenjangan ekonomi dan pembangunan di daerahnya. Dia berharap masukan itu menjadi perhatian khusus bagi Jokowi dalam membuat kebijakan pembangunan untuk Papua.

"Kami sudah menyampaikan hal itu saat beliau datang dalam kampanye pemilihan legislatif maupun saat kampanye pemilihan presiden," ujar Komaruddin saat dihubungi, Ahad, 31 Agustus 2014. (Baca: RUU Pemilukada Tak Sesuai Visi Pemerintahan Jokowi)

Komarurddin mengatakan Papua perlu mendapat perhatian utama karena perekonomian dan infrastruktur di daerah otonomi khusus itu sangat terpuruk. Merujuk data pemerintah, kata dia, hanya dua dari 29 kabupaten yang dianggap daerah maju. "Sisanya itu maju ke belakang," katanya.

Menurut Komaruddin, layanan transportasi darat di Papua terbilang sangat minim. Dia mencontohkan, transportasi dari Kabupaten Yahukimo ke kecamantan dan desa sekitarnya tidak bisa lewat jalur darat, tetapi helikopter. Akibatnya, harga kebutuhan pokok di derah itu tidak terjangkau oleh masyarakat. "Di pedesaan, seperti Jaya Wijaya, Anda bisa menemukan mi instan Rp 40 ribu per bungkus," ucapnya. (Baca: Jokowi Geregetan dengan Mafia Migas dan Listrik)

Komaruddin mengatakan persoalan pelik ekonomi dan infrastruktur di Papua bukan isu baru. Pemerintah sudah lama mengetahuinya, tetapi hal tersebut tidak pernah menjadi perhatian besar. Langkah pemerintah menjadikan Papua daerah otonomi khusus juga tidak memberi dampak yang cukup baik. "Karena tak ada evaluasi, langsung menjadi otonomi," katanya.

Dia berharap persoalan di Papua terselesaikan di era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. "Pemberian status otonomi khusus harus dievaluasi penanganannya. Begitu pula dalam memperbaiki infrastruktur dan ekonominya. Ini pekerjaan besar, tetapi kami berharap Jokowi mampu menanganinya." (Baca: Jokowi Pelajari Tambahan Subsisi BBM Rp 32 Triliun)

TRI SUHARMAN

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK
| Siapa Ketua DPR | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi


Berita terpopuler lainnya:
Tommy Soeharto: Jangan Sok Pintar Soal Subsidi BBM

Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat

Perwira Polisi Tertangkap Bawa Narkoba di Malaysia

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

2 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

3 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

3 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

4 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

5 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

6 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

10 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

11 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

12 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

12 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya