SBY Curhat di YouTube, Jokowi Enggak Tahu
Minggu, 31 Agustus 2014 06:09 WIB
TEMPO.CO, Depok: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan alasannya menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diminta oleh presiden terpilih, Joko Widodo, secara panjang-lebar lewat akun pribadinya di laman YouTube. Dalam rekaman yang dibuat Jumat, 29 Agustus 2014, tersebut, SBY menjelaskan bahwa selama kepemimpinannya 10 tahun ini, harga BBM sudah beberapa kali dinaikkan.
Namun, ketika ditanya komentarnya mengenai curhat SBY itu, Jokowi mengaku belum tahu isi rekaman yang dimaksud. "Enggak tahu ya," kata Jokowi saat ditanya para pewarta seusai memberikan sambutan di acara halalbihalal bertajuk Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan di Pondok Pesantren Al-Hikam, Beji, Depok, Sabtu, 30 Agustus 2014.
Meski belum tahu curhatan itu, Jokowi mengaku permintaannya kepada SBY untuk menaikkan harga BBM itu dimaksudkan untuk menekan defisit anggaran pada 2015. "Jalan satu-satunya di situ," katanya. Seharusnya, kata Jokowi, semua pihak harus memahami tingginya subsidi BBM saat ini. "Harus mengerti dong, subsidi BBM itu gede banget."
Saat ini, ada pro dan kontara ihwal kenaikan harga BBM di tubuh PDIP. Untuk diketahui, pada 2012, partai banteng bermoncong putih itu menjadi garda terdepan yang menolak rencana SBY untuk menaikkan BBM. "Ya biasa sajalah, ada (kader PDIP) yang menolak," kata Jokowi. Alasannya, kebijakan menaikan BBM itu tidak populer. "Tapi saya tidak mau ngomong sekarang, yang jelas ada opsi-opsi, pilihan-pilihan yang harus kita ambil," tutur Gubernur DKI Jakarta itu. (Baca: Ditolak SBY, Jokowi Siap Naikkan Harga BBM)
Jokowi mengakui pada masa kepemimpianannya nanti, harga BBM akan dinaikkan. Saat ini, dirinya dan tim masih merumuskan formasi besaran kenaikan harga. Bisa jadi kenaikan itu antara Rp 500-Rp 3.000. "Nilai ideal masih dikalkulasi, yang jelas kita harus mulai mengalihkan (subsidi)," katanya. (Baca: OJK Dukung BBM Subsidi Segera Dinaikkan)
Menurut pria yang bakal segera dilantik menjadi Presiden RI ke-7 itu, anggaran dari subsidi BBM rencananya akan dialihkan ke bidang-bidang yang produktif, seperti pertanian. "Dialihkan BBM yang bersubsidi untuk kenikmatan-kenikmatan, ke hal-hal yang produktif," ucap dia.
ILHAM TIRTA
Terpopuler:
Ajudan Nazar Akui Pernah Antarkan Uang buat Ibas
Ini Ulah Pertama Balotelli di Liverpool
Warga Kutai Diterkam Buaya
Jokowi Tak Janjikan Jabatan, PPP Ogah Bergabung
Lama Tak Bertemu, Machfud: Anas Terkencing-kencing