Teras Narang: Sawit Tak Ganggu Lahan Pertanian

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Rabu, 27 Agustus 2014 05:08 WIB

Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang. TEMPO/ Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Kalimantan Tengah Teras Nanang mengklaim pengembangan perkebunan kelapa sawit di daerahnya tak akan mengganggu lahan produktif pertanian. Dia memastikan seluruh lahan yang selama ini digunakan telah memperoleh persetujuan Kementerian Kehutanan.

"Sebagian besar lahan yang kami pakai memang kawasan hutan," kata Teras di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Selasa, 26 Agustus 2014. Teras berada di Jakarta dalam rangka pertemuan terbatas Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dengan organisasi terkait untuk membahas pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. (Baca: Produksi Sawit Kalimantan Kalahkan Sumatera)

Teras memaparkan sebanyak 67 persen perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah memanfaatkan kawasan hutan. Adapun sisanya, 33 persen, menggarap lahan non-kawasan hutan. Meski demikian, dia menjamin keberadaan hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi, dan lahan pertanian tak terganggu oleh perkebunan kelapa sawit.

Data Dinas Perkebunan mencatat luas perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah mencapai 1.067.000 hektare. Lahan tersebut dikelola oleh 96 perusahaan perkebunan kelapa sawit, dengan rincian 87 perusahaan telah beroperasi dan sisanya dalam proses perizinan. Di luar itu, masih ada lahan kritis seluas 1,6 juta hektare yang berpotensi untuk dimanfaatkan. "Target kami tahun depan seluruh lahan kritis sudah dapat dimanfaatkan agar dapat memproduksi kelapa sawit," kata Teras.

Menurut dia, selama ini pelaku usaha kelapa sawit menggunakan lahan kritis untuk mengembangkan bisnisnya di Kalimantan Tengah. "Pemerintah daerah setempat selalu memonitor lahan ini agar tak ada pengusaha nakal yang merusak lahan pertanian," kata Teras.

Salah satu caranya, kata Teras, pemerintah Kalimantan Tengah telah membentuk tim yang terdiri dari pelaku usaha, pemerintah, masyarakat setempat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk melaksanakan pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Dia optimistis bahwa provinsinya dapat bebas dari masalah konversi lahan ilegal dan isu deforestasi hutan akibat perkebunan kelapa sawit.

Teras mengakui persoalan lahan tersebut rentan terhadap permainan perusahaan-perusahaan nakal. "Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membersihkannya," ujarnya.

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Baca juga:
Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan
Golkar Terancam Ditinggal Koalisi Pendukung Jokowi
Penolakan Tifatul di Medsos, PKS: Alasannya Apa?
Koalisi Merah Putih Diprediksi Bakal Bubar
Ahok Ragu Bisa Cocok dengan Risma

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

6 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

43 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

45 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

52 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

52 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

54 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

54 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

6 Maret 2024

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

4 Maret 2024

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya