TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Kalimantan Tengah Teras Nanang mengklaim pengembangan perkebunan kelapa sawit di daerahnya tak akan mengganggu lahan produktif pertanian. Dia memastikan seluruh lahan yang selama ini digunakan telah memperoleh persetujuan Kementerian Kehutanan.
"Sebagian besar lahan yang kami pakai memang kawasan hutan," kata Teras di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Selasa, 26 Agustus 2014. Teras berada di Jakarta dalam rangka pertemuan terbatas Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dengan organisasi terkait untuk membahas pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. (Baca: Produksi Sawit Kalimantan Kalahkan Sumatera)
Teras memaparkan sebanyak 67 persen perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah memanfaatkan kawasan hutan. Adapun sisanya, 33 persen, menggarap lahan non-kawasan hutan. Meski demikian, dia menjamin keberadaan hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi, dan lahan pertanian tak terganggu oleh perkebunan kelapa sawit.
Data Dinas Perkebunan mencatat luas perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah mencapai 1.067.000 hektare. Lahan tersebut dikelola oleh 96 perusahaan perkebunan kelapa sawit, dengan rincian 87 perusahaan telah beroperasi dan sisanya dalam proses perizinan. Di luar itu, masih ada lahan kritis seluas 1,6 juta hektare yang berpotensi untuk dimanfaatkan. "Target kami tahun depan seluruh lahan kritis sudah dapat dimanfaatkan agar dapat memproduksi kelapa sawit," kata Teras.
Menurut dia, selama ini pelaku usaha kelapa sawit menggunakan lahan kritis untuk mengembangkan bisnisnya di Kalimantan Tengah. "Pemerintah daerah setempat selalu memonitor lahan ini agar tak ada pengusaha nakal yang merusak lahan pertanian," kata Teras.
Salah satu caranya, kata Teras, pemerintah Kalimantan Tengah telah membentuk tim yang terdiri dari pelaku usaha, pemerintah, masyarakat setempat, dan lembaga swadaya masyarakat untuk melaksanakan pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Dia optimistis bahwa provinsinya dapat bebas dari masalah konversi lahan ilegal dan isu deforestasi hutan akibat perkebunan kelapa sawit.
Teras mengakui persoalan lahan tersebut rentan terhadap permainan perusahaan-perusahaan nakal. "Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membersihkannya," ujarnya.
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Baca juga:
Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan
Golkar Terancam Ditinggal Koalisi Pendukung Jokowi
Penolakan Tifatul di Medsos, PKS: Alasannya Apa?
Koalisi Merah Putih Diprediksi Bakal Bubar
Ahok Ragu Bisa Cocok dengan Risma
Berita terkait
Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi
6 hari lalu
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.
Baca SelengkapnyaIzin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir
43 hari lalu
Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia
45 hari lalu
CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.
Baca Selengkapnya4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa
52 hari lalu
Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?
Baca SelengkapnyaBerharap pada Minyak Makan Merah
52 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.
Baca SelengkapnyaKandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi
54 hari lalu
Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?
Baca SelengkapnyaSoal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten
54 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.
Baca SelengkapnyaKementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat
6 Maret 2024
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.
Baca SelengkapnyaKementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini
5 Maret 2024
Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik
4 Maret 2024
Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.
Baca Selengkapnya