TEMPO.CO, Jakarta - Nama Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah, kembali mencuat setelah disebut menerima duit US$ 25 ribu atau sekitar Rp 292 juta oleh Yulianis, bekas anak buah Muhammad Nazaruddin.
Ini bukan kali pertama nama Fahri Hamzah mencuat. Sebelumnya, anggota Komisi Hukum DPR itu pernah menjadi perbicangan publik karena beberapa sikapnya yang menimbulkan kontroversi.
1. Dana Kelautan untuk Fahri
Pada 2007, mantan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia itu mengaku menerima dana non-bujeter dari Menteri Kelautan saat itu, Rokhmin Dahuri, senilai Rp 150 juta. Namun, pada dokumen pemeriksaan terhadap Rokhmin yang dimiliki Tempo, Fahri mendapat Rp 200 juta. Fahri saat itu mengaku mendapat dana tersebut pada 2002-2004 sebagai pembuat makalah pidato Rokhmin sebelum dirinya menjadi anggota DPR.
2. Bubarkan KPK
Pada 2011, Wakil Ketua Komisi Hukum DPR itu mengemukakan gagasannya untuk membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Gagasan itu disampaikan Fahri dalam rapat konsultasi di DPR pada Senin, 3 Oktober 2011. Fahri menilai, sejak berdiri, KPK tidak memberi dampak nyata dalam perannya menekan korupsi.
3. Respons Hari Santri dari Jokowi
Pada 27 Juni 2014 pukul 10.40 WIB melalui akun Twitter @fahrihamzah, ia berkicau, "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" Cuitan tersebut sontak mengundang amarah dari berbagai kalangan. Fahri merasa tidak menghina Jokowi, tapi sebagai kritik. (Baca: Kubu Jokowi: Fahri Hamzah Lukai 3,7 Juta Santri)
4. Hibah Jokowi untuk LBH Jakarta
Pada Juli 2014, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta mengadu ke Badan Kehormatan DPR perihal pernyataan Fahri tentang dana hibah dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Fahri menuding LBH Jakarta diberi dana Rp 300 juta oleh Jokowi untuk menyerang salah satu calon presiden. Padahal uang itu merupakan dana hibah bantuan hukum untuk warga miskin yang diajukan LBH melalui proposal resmi pada 2013.
5. Dituding Menerima Duit Hambalang
Senin, 18 Agustus 2014, saat bersaksi dalam persidangan bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis mengaku pernah memberikan uang dalam amplop senilai US$ 25 ribu kepada Fahri. Pernyataan Yulianis tersebut untuk menjawab pertanyaan salah seorang penasihat hukum Anas, Handika Honggowongso. (Baca: Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin)
Yulianis diminta menjelaskan mengenai inisial FAH dalam dokumen pengambilan kas. Yulianis menjawab pernah dipanggil Nazaruddin, bosnya saat itu, ke lantai 7 Tower Kemang di Mampang, Jakarta Selatan, untuk membawa uang US$ 25 ribu. Setelah sampai di lantai 7, Yulianis mengaku melihat Fahri Hamzah. "Dulu, saya tidak tahu dia itu siapa. Tetapi, setelah melihat di TV, saya tahu itu Pak Fahri yang dari PKS," tutur Yulianis.
Dia mengaku meletakkan uang US$ 25 ribu yang dibungkus amplop di meja di depan Fahri. Saat itu, menurut Yulianis, Fahri tidak bicara apa-apa dan hanya senyum ketika diminta tanda tangan sebagai bukti penerimaan. Akhirnya, Nazaruddin-lah yang tanda tangan dengan mencoret-coret bukti itu.
LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin
Chairul Tanjung Bakal Rangkap 6 Jabatan Menteri
Berita terkait
Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS
1 hari lalu
Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.
Baca SelengkapnyaPartai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu
2 hari lalu
Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaReaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur
24 hari lalu
Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?
Baca SelengkapnyaSaat Grace Natalie PSI 'Senggol' Gelora dan PKB soal Lonjakan Suara
59 hari lalu
Partai Gelora dan PKB 'disenggol' Grace Natalie PSI soal lonjakan suara dalam quick count sebuah lembaga survei. Apa kata Gelora dan PKB?
Baca SelengkapnyaRespons Fahri Hamzah soal Partai Gelora Alami Lonjakan Suara
3 Maret 2024
Partai Gelora menjadi sorotan selain PSI karena mengalami lonjakan suara dalam real count sementara KPU
Baca SelengkapnyaFahri Hamzah dan Partai Gelora Setuju Ambang Batas Parlemen Dihapuskan
2 Maret 2024
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold harus dihapuskan. Hal
Baca SelengkapnyaJika Prabowo-Gibran Menang: Akankah Bahlil, Habiburokhman, Grace Natalie, Gus Miftah hingga Raffi Ahmad Jadi Menteri?
18 Februari 2024
Jika Prabowo-Gibran menang, pendukung utama seperti Habiburokhman, Grace Natalie, Bahlil, Zulhas, hingga Gus Miftah dan Raffi Ahmad bisa jadi menteri?
Baca SelengkapnyaFilm Dirty Vote Ulas Dugaan Permainan Aturan KPU untuk Loloskan Partai Gelora di Pemilu 2024
12 Februari 2024
Bagaimana dugaan permainan aturan KPU untuk meloloskan Partai Gelora yang diulas di film Dirty Vote?
Baca SelengkapnyaTimnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka
1 Februari 2024
Timnas Amin Minta Fahri Hamzah Tak Sombong Bilang Anies dan Cak Imin Bakal Jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaGanjar Janji Lanjutkan Pembangunan Jokowi tapi Tak Pakai Kacamata Kuda, Apa Artinya?
26 Desember 2023
Ganjar berjanji melanjutkan pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi bila menang dalam Pilpres 2024, tapi tak dengan kacamata kuda. Apa artinya?
Baca Selengkapnya