KPK Tentukan Nasib Bendahara PDIP Minggu Ini

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 5 Agustus 2014 06:03 WIB

Wakil Ketua Banggar DPR Olly DondokambeyTempo/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto mengatakan lembaganya segera menentukan status Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Olly Dondokambey, dalam kasus korupsi proyek pengadaan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor.

Olly diduga menerima uang suap Rp 2,5 miliar terkait dengan proyek itu. "Minggu ini akan ada keputusan atau pemberitahuan," kata Bambang di kantornya, Senin, 4 Agustus 2014.

Aliran duit ke Olly semakin jelas lantaran tercantum dalam putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta terhadap terdakwa Teuku Bagus Mokhamad Noor, bekas petinggi PT Adhi Karya. Putusan itu mencantumkan Olly terbukti menerima fulus suap Rp 2,5 miliar ihwal proyek Hambalang. (Baca: Kasus Hambalang, Olly Dondokambey Diperiksa KPK)

Bambang menyebut status Olly akan dibahas dalam ekspose alias gelar perkara bersama tim jaksa penuntut umum. "Tapi belum ada diskusi tim jaksa bersama pimpinan KPK," kata dia membicarakan forum untuk menguji alat bukti itu.

Wakil Ketua KPK yang lain, Zulkarnain, memastikan nama Olly Dondokambey dibahas pada gelar perkara. "Nanti akan dipaparkan dan didiskusikan," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2014.

Menurut Zulkarnain, putusan Teuku Bagus memang menjadi jalan masuk untuk menjerat Olly. "Putusan itu melengkapi sehingga fakta persidangan semakin jelas dan bisa dikembangkan," ujar dia. (Baca: KPK Segera Jerat Olly Dondokambey di Kasus Hambalang)

Zulkarnain membantah sudah ada surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Olly Dondokambey. Tapi, menurut dia, sprindik tak begitu penting. "Sprindik belakangan, yang penting disepakati dulu statusnya," kata dia. "Gelar perkara sudah dijadwalkan dan nanti akan dikondisikan."

Zulkarnain juga tak ambil pusing ihwal bantahan Olly. "Pada umumnya, terpidana korupsi membantah di awal. Itu memang hak orang yang terduga terlibat korupsi," ujar dia.

Pada 8 Juli 2014, Teuku Bagus menghadapi sidang dengan pembacaan putusan. Dalam pertimbangan hukum yang dibacakan hakim anggota Sinung Hermawan, Olly Dondokambey menerima duit suap Rp 2,5 miliar dalam kapasitasnya sebagai anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat.

Penyuap Olly, yakni Teuku Bagus, memberi fulus buat Olly supaya perusahaannya mulus mendapat proyek Hambalang. "Karena suap itu, Banggar DPR meningkatkan anggaran proyek Hambalang dari Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun," ujar Sinung.

Olly tak bisa dihubungi untuk diminta tanggapan. Berkali-kali ditelepon dan dikirimi pesan pendek, dia tak merespons.

Pada 11 Juli 2014, Olly mendatangi KPK. Dia diperiksa penyidik perihal kasus Hambalang, sebagai saksi untuk tersangka Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras.

Kepada wartawan seusai diperiksa, Olly membantah menerima duit suap terkait dengan Hambalang. Dia tak setuju dengan apa yang tercantum dalam putusan persidangan Teuku Bagus. "Saya tidak pernah menerima suap," kata Olly di KPK, Jumat, 11 Juli 2014.

Hingga kini, Olly belum ditetapkan sebagai tersangka KPK. Status dia masih sebagai saksi.

September 2013, KPK menggeledah rumah Olly di Manibang, Kelurahan Malalayang Satu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado.

MUHAMAD RIZKI

Terpopuler

ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN

SHARE:
Facebook | Twitter

Berita terkait

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

28 menit lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

1 jam lalu

Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya

Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.

Baca Selengkapnya

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

2 jam lalu

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.

Baca Selengkapnya

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

4 jam lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

5 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

9 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

11 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

12 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

18 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

18 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya