TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Tindak Pidana Ekonomi Bagian Intelijen Kejaksaan Agung, Edwin Situmorang, menyatakan siap menindaklanjuti laporan manipulasi data dan nilai aset Bank Lippo yang diberikan oleh Lin Che Wei. Pernyataan itu disampaikan Edwin ketika menerima Che Wei yang didampingi Direktur Indonesia Corruption Watch (ICW) Teten Masduki, ekonom Faisal Basri dan Dradjat Wibowo, praktisi hukum Bambang Widjajanto dan beberapa analis pasar modal dari BEJ di Lantai III Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (25/2). Edwin menjelaskan bahwa sejak sepuluh hari terakhir sebuah tim penyelidik khusus yang terdiri dari enam jaksa telah dibentuk untuk menangani Bank Lippo. Saya sendiri yang memimpin penyelidikan, kata Edwin. Dalam pertemuan tersebut, Che Wei memberi kronologis penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Lippo untuk menurunkan nilai sahamnya dan memberi jalan kepada pemilik lama untuk mengusai kembali bank hasil rekapitalisasi itu. Che Wei juga sempat menyinggung pengaduan Komisaris Bank Lippo, Rudy T. Bachrie, ke Mabes Polri yang menuduh Che Wei mencemarkan nama baiknya. Saya hanya ingin menegakkan integritas pasar modal dan independensi analis, kata dia. Sementara, Bambang Widjayanto secara detail merinci kerugian negara akibat tindakan manipulasi yang dilakukan Bank Lippo. Turunnya nilai saham Bank Lippo, menurut dia, menyebabkan suntikan dana rekapitalisasi pemerintah turun dari Rp 6 triliun menjadi Rp 600 miliar. Jadi kerugian negaranya sudah sangat jelas, kata dia. Sementara, Faisal Basri menyoroti tindakan beberapa anggota Komisaris Bank Lippo yang duduk sebagai wakil pemerintah antara lain, Syafruddin Temenggung (Ketua BPPN), Anggito Abimanyu, dan Dasa Sutantio. Menurut Faisal, mereka seharusnya bisa memberi peringatan dini untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Manusia-manusia itu harus ikut bertanggung jawab, kata dia. Faisal juga memperingatkan Kejaksaan Agung agar berhati-hati menangani perkara ini sebab kemungkinan akan terjadi conflict of interest dengan aparat pemerintah yang terlibat dalam Bank Lippo. Praktisi ekonomi lainnya, Dradjat Wibowo, menuding Bapepam, BI, dan BPPN telah gagal menjalankan fungsinya fdalam mengawasi Bank Lippo. Ada skema penanganan bank yang menunjukkan gejala seperti Bank Lippo yang tidak dilakukan oleh BI, kata dia. Seharusnya, lanjut Dradjat, BPPN bisa mengambil tindakan cepat misalnya dengan memecat direksi Bank Lippo jika indikasi pelanggaran aturan pasar modal itu bisa dideteksi sejak awal. Di akhir pertemuan, Bambang menawarkan data dan kerjasama lebih lanjut antara tim penyelidik intelijen Kejaksaan Agung dengan Lin Che Wei untuk memperdalam materi penyelidikan atas perkara itu. Tawaran itu disambut baik oleh Edwin. Che Wei sendiri, setibanya di Kejaksaan Agung, sempat mendapatkan bunga dari dua orang perempuan muda yang mewakili budayawan Goenawan Mohamad. Goenawan sendiri sempat memeluk Che Wei dan membisikkan sesuatu sesaat sebelum Che Wei memasuki gedung Kejaksaan Agung. (Wahyu Dhyatmika-Tempo News Room)