TEMPO.CO, Jakarta - Tiga fraksi pendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla akhirnya walk out dari ruang sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa malam 8 Juli 2014. Mereka tidak sepakat setelah pimpinan DPR menyetujui pengesahan perundangan MPR, DPR, DPRD, DPD (MD3) pada malam ini. Begitupula menolak pemilihan ketua DPR diberikan kepada fraksi yang memenangkan voting.
Aksi walk out itu dimulai dengan pembacaan sikap ketiga fraksi yakni Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Mereka sepakat menganggap bahwa beleid itu tidak layak untuk disahkan dan pemilihan ketua DPR secara voting menodai demokrasi di Indonesia.
"Ini terkesan tergesa-gesa tanpa pempertimbangkan manfaat bagi kemaslahatan umat," kata Sarifuddin Sudding, “Ketua Fraksi Hanura saat membacakan pernyataan sikapnya dalam paripurna.
Marwan Jafar dari PKB juga menyatakan hal serupa. Ia menilai MD3 seyogyanya menjadi landasan aturan bagi DPR agar lebih independen dan profesional dalam mengambil sikap. Ia menganggap alasan mendesak disahkan undang-undang itu tidak masuk akal. "Pelantikan anggota DPRD kota dan provinsi yang dilaksanakan Agustus dan November tidak bisa menjadi alasan," ujarnya.
<!--more-->
Adapun Arif Wibowo yang mewakili fraksi PDIP menyatakan dalam pernyataan sikapnya bahwa keputusan ini adalah kejahatan demokrasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan sesuai hukum. Sebab, diwujudkan tanpa ada pertimbangan hukum tetapi lebih pada kepentingan politis. "Ini menorehkan luka politik yang dalam bagi kami," ujarnya.
Ia menuding pemaksaan pengesahan beleid dan pemilihan ketua DPR secara voting adalah bentuk demokrasi liberal. Alasannya keputusaan itu diambil oleh mayoritas pihak yang berkepentingan secara politik. Akibatnya, kata Arief, akan terbuka peluang politik transaksional dan politik uang. "Oleh karena itu kami tidak bertanggungjawab dengan keputusan ini dan memilih meninggalkan sidang," ujarnya.
Politikus Golkar Priyo Budi Santoso yang memimpin paripurna menyatakan tidak bisa menahan sikap politik tiga fraksi itu. Ia lantas mempersilahkan mereka meninggalkan ruang sidang. "Kami menghormati sikap kalian," ujarnya.
<!--more-->
Tiga fraksi lantas serentak beranjak dari kursinya. Yang terlihat pertama adalah Puan Maharani, anak Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan. Dengan senyum yang ramah dia berjalan beriringan dengan politikus PDIP lainnya ke luar ruang sidang. Namun yang menarik mereka semua melambaikan salam dua jari kepada legislator lainnya. Salam dua jari adalah lambang kampanye Jokowi-JK.
Rapat pun dilanjutkan dengan memutuskan bahwa perundangan MD3 yang berisi pasal tentang pemilihan ketua DPR secara voting disahkan. Tak satupun pihak dari legislator yang memberi interupsi dalam keputusan tersebut. "Saya lega terhadap hasil sidang yang demokratis ini," ujar Priyo.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
5 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.