Suasana di Pasar Beringharjo Yogyakarta yang dipadati pembeli dari luar kota (11/8). Pasar Beringharjo merupakan salah satu tujuan pemudik untuk membeli oleh-oleh batik Yogya. ANTARA/Noveradika
TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di lima pasar di lima daerah, yaitu Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul, menunjukkan kondisi harga bahan pokok relatif stabil. Belum ada lonjakan harga yang signifikan berkaitan dengan beberapa komoditas pangan pokok.
"Inflasi DIY hingga akhir Mei masih rendah. Bahkan Juni dan Juli nanti tetap rendah ketimbang tahun lalu," kata Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam DI Yogyakarta Tri Mulyono saat ditemui di Kepatihan, Jumat, 20 Juni 2014.
Berdasarkan catatan TPID, inflasi di DIY tetap rendah dibanding inflasi nasional. Akhir Mei lalu, inflasi di DIY hanya 0,05 persen, sedangkan inflasi nasional mencapai 0,16 persen. (Baca: Inflasi-Yogya-Diprediksi-Rendah-pada-Pilpres-2014)
Inflasi DIY pada Januari-Mei 2014 adalah 1,39 persen dan tetap rendah ketimbang inflasi nasional yang mencapai 1,56 persen. Tingkat inflasi dalam satu tahun untuk DIY pada Mei 2013-Mei 2014 sebesar 6,65 persen dan nasional 7,31 persen. Yogyakarta pun dinobatkan sebagai daerah dengan tingkat inflasi terendah se-Jawa pada 2013. (Baca: Malang Sumbang Inflasi Tertinggi di Jawa Timur)
"Selama harga bahan bakar minyak tidak naik, inflasi tidak akan meningkat," tutur Tri.
Pada 2013, inflasi tinggi disebabkan oleh naiknya harga BBM. Dia yakin pelaksanaan pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang tidak mempengaruhi inflasi secara signifikan. Alasannya, pada pemilihan legislatif April lalu, inflasi DIY tetap pada posisi rendah. (Baca: Dampak Pemilu Angkat Inflasi 0,5 Persen)