Tutut Membantah Punya Peran dalam Pembelian Tank Scorpion
Reporter
Editor
Senin, 21 Maret 2005 18:54 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Siti Hardiyanti Rukmana mengaku dirinya tidak dalam posisi dan melakukan peranan apapun dalam kasus pembelian tank Scorpion buatan Inggris tahun 1994-1995. Putri sulung mantan Presiden Soeharto ini membantah pemberitaan di sejumlah media bahwa dirinya berperan sebagai konsultan dalam pembelian tank tersebut. "Tidak benar," katanya didepan anggota Komisi Pertahanan DPR, Senin (21/3). Dari 13 pertanyaan tertulis yang disampaikan Dewan hampir seluruhnya dijawab tidak mengetahui atau tidak benar. Komisi Pertahanan DPR memang memanggil Tutut, panggilan akrab Siti Hardiyanti, dan mantan KSAD Jenderal (Purn) Wismoyo dan Jenderal (Purn) Hartono. Ikut dipanggil Widhorini S Soekardono (pemilik PT Surya Kepanjen) yang berperan sebagai agen atau perwakilan PT Alvis Vehicle Limited (AVL). Pemanggilan itu berkaitan pemberitaan harian The Guardian bahwa dalam pembelian 100 tank Scorpion sebesar Rp 2,8 triliun, Tutut memperoleh komisi 10 persen atau senilai 16,5 juta poundsterling (Rp 291 miliar). "Saya tidak pernah ditunjuk sebagai perantara apa-apa dan tidak berperan apa-apa sampai sekarang," kata Tutut. Dia kemudian menceritakan kronologi perkenalannya dengan AVL dan kunjungannya ke pabrik AVL didampingi Hartono dan Kasum ABRI ketika itu Letjen HBL Mantiri, pada 1 Februari 1994.Dia mengaku bertemu dan berkenalan dengan Rini ketika sedang menghadiri sebuah pameran di London. Rini kala itu mendekati dan bertanya tentang keterlibatan keluarga Cendana dalam pengadaan Scorpion. Kemudian Tutut menjawab, "Opo tho mbak? Scorpion iku opo?." Rini menjelaskan dirinya sebagai perantara untuk memasukkan tank buatan Inggris itu ke persenjataan TNI. Rini mengaku sedang menghadapi masalah bahwa kontrak dirinya sebagai agen AVL sedang terancam diputus karena kemungkinan kalah dengan agen lain yang mengaku mendapat dukungan dari orang-orang kuat di Indonesia, termasuk keluarga Cendana."Alvis ini perusahaan besar dan ketika kedengaran ada kontrak kemudian datang berbondong-bondong agen-agen mengatasnamakan nama-nama tertentu. Mereka bahkan ada yang menyatakan dekat dengan keluarga (Cendana)," ujar Widhorini (Rini) menambahkan jawaban Tutut. Pertemuan itu kemudian berlanjut di sebuah flat yang disewa Tutut. "Mbak Rini mengajak sekitar tiga orang dari Alvis dan mereka menjelaskan tentang Scorpion. Lalu menanyakan apakah dari keluarga Cendana ada yang berminat atau tidak," kata Tutut.Tutut mengaku tidak memiliki hubungan apapun dengan Rini maupun ALV setelah itu. "Tahu-tahu saya diundang untuk hadir dalam sebuah pameran oleh Alvis," ungkapnya. Menurutnya apa salahnya mengunjungi acara itu. "Saya juga menyukai dan sering mendatangi pabrik-pabrik yang membuat panmeran meskipun saya tidak ikut-ikutan proyek di Indonesia," katanya. Tutut menjelaskan, dirinya tidak ada hubungan dengan kehadiran KSAD Hartono dan Kasum ABRI HBL Mantiri di pameran ALV itu. "Saya diundang Alvis dimana kebetulan berbarengan dengan adanya kunjungan beberapa pejabat," katanya. "Kami tidak ada hubungan sama sekali," ujarnya. Agus Supriyanto-Tempo