TEMPO Interaktif, Palembang: PT ConocoPhilips berencana mengalihkan angkutan minyaknya dengan menggunakan kapal tongkang untuk mengakut minyak-minyak dari ladang-ladang mereka di Sumatera Selatan. Pasalnya, pipa-pipa minyak yang selama ini dipakai sudah tua dan kritis. "Mungkin rencana ini akan direalisiasikan 1 April 2005, soal teknisnya sedang dibicarakan dengan pihak Pertamina," ujar Tengku Iskandar Machmud, bagian hubungan masyarakat ConocoPhilips, Rabu (16/3).Menurut Iskandar, jalur pipa Bajubang milik Pertamina itu dibangun sekitar 1937. Setelah Indonesia merdeka, pipa ini milik Pertamina. Asamera, perusahaan minyak sebelum Conoco sudah mengoperasikan pipa pada 1987, setelah melalui serangkai merger dan akuisisi. ConocoPhilip mengoperasikan pipa tersebut sejak 2002. Jalur pipa tua ini terdiri dari pipa paralel yang berdiameter antara 6 hingga 8 inchi digunakan intuk mengangkut 20 ribu barel minyak tiap hari. Minyak tersebut dialirkan dari ladang-ladanag minyak di Sumsel yang dioperasikan oleh sejumlah operator termasuk Pertamina, ConocoPhilip dan Peral ke kilang minyak milik Pertamina di Plaju, Palembang.Selain kondisinya sudah tua dan kritis, pipa-pipa Bajubang itu, kata Tengku, saat ini di atas pipa itu sudah banyak dibangun rumah dan sekolah. Padahal berdasarkan Kepmen Nomor 300.k/38/M.PE/1997 dilarang mendirikan bangunan, meletakkan barang dan menanam tanaman keras sekurang-kurangnya 20 meter dari sisi luar peralatan pendukung pipa tranmisi. "Selain itu pipa-pipa kerap dilindas kendaraan bermotor. Kondisi ini tentu membahayakan keamanan warga sekitar jalur pipa dan jalur pipa itu sendiri," kata Iskandar lagi.Selama ini dalam meminimalkan risiko kebocoran pipa-pipa tua itu, ConocoPhilips melakukan pengawasan dengan memakai jasa lebih dari 50 pengawas pipa (line checker), yang bertugas mengecek pipa-pipa setiap hari selama 24 jam. Sistem pengawsan dengan patroli setiap satu jam ini membuat kebcoroan dapat diatasi sesegera mungkin.Arif Ardiansyah