Alasan TNI Pecat Prabowo Kembali Dipertanyakan  

Reporter

Selasa, 27 Mei 2014 05:51 WIB

Calon Presiden, Prabowo Subianto berjoget diiringi nyanyian dari Penyanyi asal Maluku Yopie Latul (kiri) disela-sela Deklarasi Dukungan Forum Pemuda Muslim Maluku (FPMM) kepada pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Senin (26/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Melawan Lupa meminta TNI untuk membuka isi rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira yang menganjurkan pemecatan Komandan Korps Komando Pasukan Khusus Letnan Jenderal Prabowo Subianto pada 1998.

Ketua Badan Pekerja Setara Institute Hendardi menyatakan masyarakat harus mengetahui alasan pemecatan Prabowo, apakah karena kasus hak asasi manusia atau upaya kudeta pemerintahan.

"Kita tak mau presiden yang masa lalunya gelap. Ini penting untuk proses kelulusan di Komisi Pemilihan Umum," kata Hendardi di kantor Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), Senin, 26 Mei 2014.

Ia menyatakan Koalisi Melawan Lupa yang terdiri dari beberapa lembaga swadaya masyarakat bidang HAM dan keluarga korban 1998 akan terus berupaya menguak isi rekomendasi DKP. Salah satu upayanya adalah bertemu dengan Ketua Umum Pepabri Agum Gumelar, yang diklaim mengetahui isi rekomendasi tersebut.

Akan tetapi, kemarin Agum membatalkan kesediaannya untuk bertemu dengan Koalisi Melawan Lupa dan keluarga korban. Agum yang sudah menyetujui rencana pertemuan tiba-tiba membatalkan secara sepihak. Melalui pembicaraan telepon, Agum menyatakan ada hambatan nonteknis dan politis terhadap pertemuan Pepabri dan Koalisi Melawan Lupa.

"Agum mengaku tak ada salinan atau dokumen DKP yang dibawa ke Pepabri, meski anggota DKP sekarang sudah pensiun dan jadi anggota Pepabri," kata Hendradi menirukan ucapan Agum.

Langkah selanjutnya, menurut Hendradi, Koalisi akan menjadwal ulang pertemuan dengan Agum. Jika niat tersebut buntu, Koalisi akan langsung menuju Markas Besar TNI di Cilangkap untuk bertemu Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Koalisi akan meminta Moeldoko untuk memberi izin dibukanya kembali kepada publik isi rekomendasi pemecatan Prabowo. Koalisi merasa yakin dokumen DKP yang dijadikan Wiranto, kala itu menjabat Panglima TNI, sebagai dasar pemecatan Prabowo masih berada dan tersimpan di Mabes TNI.

"Semoga tak seperti Pepabri. Semoga mereka (Mabes TNI) mau memperlihatkan," kata Hendradi.

Tim sukses Prabowo-Hatta Rajasa, Laurens Bahang Dama, menampik kabar pemecatan Prabowo dari TNI karena terlibat kasus HAM, khususnya penculikan 13 aktivis 1998 yang hilang. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional ini mengklaim DKP memecat karena Prabowo diketahui hadir dalam rapat rencana upaya kudeta yang digawangi Adnan Buyung Nasution.

"Dipecat karena etik, yaitu hadir dalam rapat. Bukan dan tak ada kaitan sama sekali dengan HAM," kata Laurens.

Ia juga memaparkan bahwa pelaku penculikan 13 aktivis adalah Tim Mawar dari Grup IV Kopassus. Sebelas anggota tim tersebut sudah menjalani proses pemeriksaan dan pengadilan militer dengan vonis hukuman penjara dan pemecatan.

Prabowo, menurut Laurens, hanya mengetahui penculikan sembilan aktivis yang kemudian semuanya dibebaskan dalam keadaan selamat. Ia mengklaim sejak dulu tak ada beban atau dosa HAM pada calon presiden dari Partai Gerindra tersebut.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita lain:
Kalla Gunakan Jenderal Rekening Gendut Dekati Mega
Grup MNC Dituding Blokir Pemberitaan Suryadharma
Nikah Gratis Mulai Juni 2014
Tersangka, Suryadharma Jadi Calon Menteri Prabowo
Kasus Haji, Anggito Curhat ke Syafii Maarif
Pertahankan Tersangka Korupsi, Prabowo Dikritik

Berita terkait

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.

Baca Selengkapnya

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.

Baca Selengkapnya

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali

Baca Selengkapnya

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar

Baca Selengkapnya

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

24 April 2021

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.

Baca Selengkapnya

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

7 Januari 2021

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

2 Mei 2020

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

6 Agustus 2018

Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.

Baca Selengkapnya

Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

28 Mei 2018

Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.

Baca Selengkapnya

Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

6 Maret 2018

Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.

Baca Selengkapnya