5 Rayuan Jokowi Vs Prabowo Rebutan Koalisi  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 29 April 2014 13:30 WIB

Prabowo bersama Jokowi. facebook.com

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pemilu legislatif pada 9 April 2014, terjadi pergerakan agresif antara kubu Jokowi dan Prabowo dalam mencari mitra koalisi. Keduanya menurut exit poll yang dilansir Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) belum aman mencalonkan pasangannya sendiri. (Baca: Prabowo Lempar Ponsel, Lalu Terdengar Bunyi: Dor!)

Jokowi dengan tingkat elektabilitas dan popularitasnya terlihat langsung berlari cepat. Hasilnya, PDIP mendapat kepastian koalisi dari Partai NasDem. Sedangkan kubu Prabowo cenderung bersifat senyap, tidak terliput media. (Baca: Prabowo-Aburizal Makan Siang Bareng, Bahas Apa?)

Berikut ini beberapa aksi adu balap di antara kedua tokoh dalam upaya merayu mitra koalisi.


1. Lobi ke PKB

Jokowi sepertinya lebih dulu mendekati PKB. Pada 12 April lalu, Jokowi mendatangi markas PKB. Bersama Ketua Dewan Tahfidz PKB Muhaimin Iskandar, Jokowi melakukan salat bareng dan makan nasi kebuli. Soal hasil, belum begitu terlihat. Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar mengatakan partainya belum memutuskan sikap atas tawaran Joko Widodo untuk berkoalisi. "Kami belum sampai ke koalisi. Masih dipertimbangkan," kata Marwan kepada Tempo dua hari kemudian. (Baca: Jokowi Temui Wiranto, Hanura: Sesama Wong Solo)

Adapun kubu Prabowo tiga hari kemudian mendekati PKB melalui pertemuan dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj. Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam sejak pukul 20.15 itu, menurut Prabowo, belum membicarakan capres. "Enggak, kunjungi sahabat saja," kata Prabowo. Sedangkan Jokowi sudah lebih dahulu menemui jajaran pengurus PB NU sehari sebelum kedatangan Prabowo. Bedanya, Prabowo setelah bertemu PBNU langsung mengunjungi sejumlah kiai di Jawa Tengah.


2. Lobi ke PPP

Suara PPP--meskipun pada hitung cepat versi SMRC pemilu legislatif tidak terlalu besar dibanding PKB, hanya 6,3 persen--tetap diminati sebagai mitra koalisi. Dukungan PPP terhadap Jokowi sudah sejak sebelum pemilu. Keputusan Musyawarah Kerja Nasional PPP di Bandung pada Februari 2014 lalu memutuskan, bila berkoalisi dengan calon di luar PPP, akan dipilih Jokowi. Bahkan, menurut Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi, dukungan juga disampaikan langsung dua hari menjelang pemilihan legislatif oleh Sekretaris Jenderal PPP Rohamurmuziy. "Kalau soal dukung-mendukung, kami sebenarnya lebih dulu menyampaikan dukungan dibanding Nasional Demokrat," ujar Emron. (Baca: PPP Tarik Dukungan, Prabowo Lempar Ponsel)

Dukungan PPP terpecah ketika Ketua Umum Suryadharma justru mendukung Partai Gerindra dan Prabowo Subianto dalam kampanye akbar Gerindra pada 23 Maret. Hasilnya, pada 18 April 2014, PPP resmi mendukung pencalonan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden. Keputusan ini diambil setelah Suryadharma Ali bersama sejumlah petinggi partainya bertemu Prabowo dan sejumlah petinggi Gerindra di kantor DPP PPP. Namun deklarasi itu belum bulat setelah Musyawarah Kerja Nasional III di Bogor, 23 April lalu, membatalkan dukungan PPP terhadap Gerindra. PPP sepertinya akan lepas dari genggaman Gerindra setelah lima hari kemudian mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz bertemu Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Waktu itu Hamzah didampingi Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. (Baca: Kisah Sakit Hati Prabowo ke PPP)


3. Lobi ke PAN

Jokowi seusai pemilu legislatif belum terang-terangan bertemu petinggi Partai Amanat Nasional (PAN). Namun Ketua Umum PAN Hatta Rajasa mengakui sering bertemu dengan Jokowi. "Pertemuan itu, ya, cukup sering. Saya tidak menutupi itu," katanya di Djakarta Theater, Senin, 21 April 2014. Mengenai kepastian Hatta menjadi wapres Jokowi, ditampik Hatta. "Saya katakan semua itu cair dan berkembang. Makanya diperlukan suatu kebersamaan di parlemen dan pemerintahan," katanya. Terakhir Hatta mendatangi Megawati untuk menjajaki pasangan Jokowi-Hatta pada 21 April. Pertemuan itu diaku hanya ngobrol-ngobrol. (Simak: PAN Abaikan Kasus Prabowo)

Lain halnya dengan Gerindra. Kubu Amien Rais mendukung koalisi dengan Gerindra. Menurut Amien, peluang berkoalisi dengan PDI Perjuangan tipis karena Hatta tidak masuk daftar calon wapres Jokowi. Pada 25 April 2014, Hatta mengundang sekitar 60 alumni ITB di kompleks menteri, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Pada pertemuan itu Hatta menyatakan rela menjadi wapres Prabowo. ”Pilihan ini sudah didiskusikan dengan semua pengurus PAN,” kata Hatta sembari meminta tetamu mendukung langkah politiknya. (Baca: PPP: Rugi Jika Tidak Dekati Ical)


4. Lobi ke Wiranto

Prabowo Subianto diam-diam juga mendekati Wiranto. Pertemuan ini diakui Fadli Zon. "Ngobrol lama, tentang bagaimana ke depan," ujar Fadli di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, seusai acara Peringatan 17 Tahun Berkibarnya Merah Putih di Puncak Mount Everest 26 April. Pertemuan itu, menurut Fadli, terjadi beberapa hari lalu dan berlangsung lama. (Baca: SBY Ingin Bertemu Mega, PDIP: Datang Saja Lebaran)

Wiranto pun ikut didekati oleh Jokowi. Pertemuan tersebut diakui setelah wartawan pada 28 April 2014 menanyakan langsung kepada Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo tentang kebenaran pertemuan Jokowi dengan Wiranto. Menurut dia, pertemuan terjadi pada 26 April lalu. Jokowi menemui Wiranto di rumahnya, kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur. Namun Tjahjo berkilah pertemuan itu bersifat kekeluargaan sesama warga Solo, bukan pembicaraan koalisi. "Hanya komunikasi biasa." (Baca: Hanura Jeblok Gara-gara Duit Saksi Tak Cair)


5. Lobi ke Golkar

Seusai pemilu legislatif, Jokowi dipertemukan media dengan Aburizal Bakrie. Namun pertemuan resmi baru berlangsung pada 12 April. Ketika itu Jokowi mendatangi kediaman Aburizal. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Sharif Cicip Sutardjo kepada wartawan mengaku ada pembicaraan mengenai koalisi. "Memang ada pembicaraan, 'sudah ketemu siapa saja'," kata Cicip menirukan pembicaraan kedua calon presiden itu. Jokowi, kata Cicip, kemudian menceritakan pertemuannya dengan Hatta Rajasa, Surya Paloh, dan Muhaimin Iskandar. Saat Jokowi mengatakan PDIP sudah memiliki calon presiden, Aburizal langsung memotong perkataannya. "Kami siap berkoalisi di parlemen," kata Cicip menirukan ucapan Aburizal. (Baca: Ical Kumpulkan Pimpinan Daerah Golkar di Rumahnya)

Adapun kubu Prabowo mengakui juga sudah bertemu dengan Aburizal Bakrie. Pertemuan berlangsung seusai pemilu. Jokowi melakukan akrobat lain mendekati faksi Golkar melalui Akbar Tandjung pada 13 Maret 2014. Prabowo langsung membalas melalui pertemuan dengan Aburizal yang rencananya berlangsung Selasa siang, 29 April 2014. (Baca pula: Usung Mahfud, Golkar Terkendala Partai Pengusung)

EVAN KOESOEMAH | BOBBY CHANDRA| PDAT DIOLAH

Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo


Berita terpopuler lainnya:
Cawapres Jokowi Muncul di Twitter

Dituduh Teroris, Diplomat RI Diciduk Polisi Ceko

Indonesia Protes Pemerintah Republik Cek

Berita terkait

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

22 menit lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

45 menit lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

54 menit lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

1 jam lalu

Seloroh Jokowi saat Ditanya Parpol Baru setelah Tak Diakui PDIP

Sebelumnya, Kabar Jokowi bukan lagi anggota PDIP disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

1 jam lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi juga mengatakan RKP harus didasarkan pada hasil dengan memperhatikan return ekonomi yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

4 jam lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

5 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya