La Ode Ota, Caleg Pendamping Petani dan Nelayan  

Reporter

Sabtu, 5 April 2014 15:43 WIB

La Ode Ota, aktivis sekaligus caleg Partai PDI Perjuangan dari Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia memperoleh ongkos untuk berkampanye dengan berjualan baju bekas. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi petani, nelayan, dan masyarakat marginal lainnya di Sulawesi Tenggara, nama La Ode Ota sudah tidak asing lagi. Ota, demikian sapaan akrabnya, adalah aktivis yang kerap mendampingi dan mengadvokasi petani, nelayan, dan warga adat saat berhadapan dengan pemerintah ataupun korporasi. Baca :Caleg Ideal Versi Aktivis Koalisi Bersih 2014 ).

Pada 2014, Ota berniat maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan di daerah pemilihan Sulawesi Tenggara. Ini adalah ketiga kalinya dia mencoba menjadi wakil rakyat di parlemen.

Pada 2004, laki-laki 50 tahun ini maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah namun gagal. Lima tahun berikutnya, Ota berkampanye untuk pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara. Sayangnya, dia lagi-lagi tak lolos. (Baca juga :Ali Husin, Caleg Penjaga Flora dan Fauna Riau )

Kali ini Ota cukup percaya diri. Modalnya adalah popularitas dan citra sebagai pembela orang-orang pinggiran. Portofolio pendukungnya yakni jabatan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara pada 2002 dan pendiri Yayasan Swadaya Masyarakat Indonesia, lembaga advokasi untuk petani.

Mungkin sebagian aktivis merasa alergi jika harus masuk partai guna memperjuangkan idealismenya. Namun, bagi Ota, partai lebih efektif untuk menjembatani kepentingan masyarakat yang dia bela, yakni dengan menjadi eksekutor kebijakan di pemerintah ataupun Dewan Perwakilan Rakyat. “Menjadi anggota legislatif itu cara langsung mengeksekusi kebijakan,” kata Ota kepada Tempo. (Baca : Rp 400 Juta, Modal Nyaleg Taufik Basari ).

Meski dikenal sebagai aktivis tulen, toh, Ota pernah mencecap kiprah di dunia politik dan birokrasi. Pada 2013, Bupati Wakatobi, Hugua, mengangkatnya sebagai staf ahli. Dengan gaji Rp 1,8 juta per bulan, Ota keluar dari Walhi tanpa memutuskan koneksi dengan teman-temannya di jaringan organisasi swadaya. Karena itu, ketika dia mundur sebagai staf ahli dan mencalonkan diri menjadi legislator nasional, dukungan dan bantuan mengalir ke sakunya. “Saya tak punya tim sukses,” katanya. “Hanya teman-teman ini yang membantu saya di lapangan.”



TIM TEMPO | FERY FIRMANSYAH

Baca Edisi Khusus Caleg Pilihan Tempo, klik di sini

Berita Terp
rno Akui Terima Uang dari Atut
Jokowi Berusaha Dekati Kubu Pro-Megawat
Kereta Api Malabar Terguling ke Jurang

Berita terkait

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

2 hari lalu

Caleg Ini Minta Maaf Hadir Daring di Sidang MK Gara-gara Erupsi Gunung Ruang

Pemohon sengketa pileg hadir secara daring dalam sidang MK karena bandara di wilayahnya tutup imbas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

4 hari lalu

Sengketa Pemilu Legislatif dari Gugatan PPP hingga Caleg

Mahkamah Konstitusi mulai menyidangkan 297 sengketa pemilu legislatif diiantaranya gugatan PPP dan caleg.

Baca Selengkapnya

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

15 hari lalu

Demokrat Minta Kapolri dan Jaksa Agung Hentikan Kasus Dugaan Politik Uang Kadernya

Salah satu caleg Demokrat dilaporkan atas dugaan politik uang.

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

37 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

43 hari lalu

Deretan Caleg Kritis PDIP yang Gagal Lolos ke Senayan

Hasto mengatakan partainya akan pasang badan guna memperjuangkan para caleg kritis PDIP untuk tetap masuk menduduki kursi parlemen.

Baca Selengkapnya

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

44 hari lalu

PDIP Siap Pasang Badan soal Suara Caleg Hilang yang Kritik Jokowi

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan partainya tidak akan tinggal diam untuk membela caleg yang kehilangan suara dalam Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

44 hari lalu

PSI Gagal ke Senayan, Ini Respons Kaesang Pangarep dan Nasib 5 Caleg yang Diprediksi Lolos

PSI belum mampu melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

45 hari lalu

MK Sebut Belum Ada Caleg dan Parpol yang Daftar Gugatan Sengketa Pileg

MK mengungkapkan belum ada caleg dan parpol yang mendaftarkan sengketa hasil Pileg.

Baca Selengkapnya

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

46 hari lalu

Caleg PDIP Ikhlas Batal Dilantik jadi Legislator karena Ungguli Suara Ganjar-Mahfud

PDIP menerbitkan intruksi pembatalan pelantikan calon legislator yang gagal memenangkan Ganjar-Mahfud di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

46 hari lalu

Caleg Lolos Dapil Neraka DKI II: Once hingga Uya Kuya Kalahkan Masinton dan Eriko Sotarduga

Penyanyi Once Mekel, berhasil lolos ke DPR RI melalui Dapil DKI Jakarta II mengalahkan caleg petahana seperti Masinton Pasaribu dan Eriko Sotarduga.

Baca Selengkapnya