Bikin Bahtera ala Nabi Nuh, Siapa Kiai Bajigur?
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Minggu, 23 Maret 2014 22:00 WIB
TEMPO.CO, Sumenep - Pondok Pesantren Salafiyah Al-Bajigur di Desa Tenonan, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tidak berbeda dengan kebanyakan pondok pesantren di Pulau Madura. Yang terlihat tak lazim, di pesantren ini ada pondok Al-Majnun atau pondok khusus orang gila.
Menurut pengurus pesantren, K.H. Abdurrahman, Al-Bajigur berdiri pada 23 Desember 1995. "Awalnya cuma tiga orang santri," katanya beberapa waktu lalu. Kini santri Al-Bajigur mencapai sekitar 700 orang, baik putra maupun putri.
Untuk pondok Al-Majnun sendiri, berdiri tiga tahun kemudian atau pada 1998. Waktu itu ada warga yang datang padanya meminta bantuan agar keluarganya yang stres disembuhkan, kata Abdurrahman. "Alhamdulilah, sembuh setelah saya obati. Sejak itu banyak orang stres dibawa ke sini," katanya. Kiai yang akrab disapa Bajigur ini, mengaku lupa berapa banyak orang gila yang disembuhkan. "Ratusan orang".
Pola pengobatan yang dilakukan untuk menyembuhkan orang stres adalah terapi kerohanian, lanjut dia. Sekali waktu, pasien sakit jiwa yang disebutnya dengan istilah Santri Luar Biasa (SLB) diberi minuman jamu tradisional. Untuk pasien berat seperti hilang ingatan, Kiai Abdurrahman, juga menggunakan media hewan untuk terapi. "Saya kadang pakai sarang laba-laba untuk meringankan pusing pasien. Hilang ingatan itu kan biasanya diawali sakit kepala," kata Abdurrahman. (Baca: Melihat Kapal Kiai Bajigur Lebih Dekat)
Terapi lainnya, adalah membebaskan para santri stres melakukan kegiatan seperti yang dilakukan di rumah atau sebelum dimasukkan ke pesantren, lanjut dia. "Ada yang bertani, ada juga yang ikut jadi kuli bangunan. Kadang diarahkan untuk buat kerajinan tangan," ujarnya.
Terapi ini, menurut Abdurrahman, penting karena bertujuan agar mereka bisa kembali ke kehidupan normal. "Dengan bebas berkegiatan, otot saraf mereka menjadi tidak kaku, sehingga tidak gampang stres," katanya lagi. Tidak hanya dari Madura, santri luar biasa di Al-Bajigur kini juga banyak dari Pulau Jawa.(Baca: Tiru Nabi Nuh, Kiai di Madura Bikin Perahu)
Abdurrahman membuat heboh warga Kabupaten Sumenep karena ulah anehnya yang meniru Nabi Nuh. Dia membuat perahu kayu di atas Bukit Lanjuk. Menurut kiai yang akrab disapa Kiai Bajigur ini, ide membuat perahu muncul saat dirinya berangkat umrah pada 2013. Saat melakukan ibadah tawaf, Kiai Bajigur merasa lautan begitu dekat. Dia kemudian terbayang punya perahu, lengkap dengan alat tangkap ikan dan kotak atau boks untuk menyimpan ikan.
MUSTHOFA BISRI