TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Zulkarnain mengisyaratkan KPK bakal menjerat Gubernur Banten Atut Chosiyah degan pasal pidana pencucian uang. Menurut Zulkarnain, belum diterapkannya pasal itu ke Atut karena masalah teknis.
"Jadi memang kami fokus satu per satu. Ini teknis, karena berhubungan dengan masa penahanan. Tapi bisa saja Atut dikenai pasal pencucian uangnya belakangan," kata Zulkarnain saat dihubungi Tempo, Rabu malam, 5 Maret 2014. (Baca: Rudi Alfonso Klaim Tak Tahu Ada Penyuapan Akil).
Jerat pasal pencucian uang yang belakangan itu persis seperti apa yang terjadi pada kasus Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat. Nazar dikenai pasal pencucian uang pada 13 Februari 2012. Bahkan pasal baru itu dikenakan kepada Nazar setelah mendekam di rumah tahanan.
"Penyidik punya hitungan teknisnya, jadi tidak akan melepas harta hasil pencucian uang yang diduga dari korupsi. Strateginya disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam proses penyidikan," katanya. (Baca: Menyuap, Pengacara Diarahkan Gubernur Ratu Atut).
Atut, kata Zulkarnain, memang belum dikenai pasal pencucian uang, tapi penyidik lembaganya bakal terus mendalami keterangan dan fakta untuk mencari bukti-bukti permulaan yang cukup terkait dengan pencucian uang yang dilakukan Atut.
Wakil Ketua KPK yang lain, Bambang Widjojanto, mengatakan pengenaan pasal pencucian uang menjadi filosofi KPK dalam mengembalikan kerugian keuangan negara sebanyak-banyaknya. "Itu sebabnya, strategi yang digunakan adalah follow the money," ujarnya.
Sebelumnya, KPK sudah menetapkan Atut sebagai tersangka dalam tiga kasus, yakni suap pemilihan Bupati Lebak, suap pemilihan Gubernur Banten pada 2011, dan kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten.
MUHAMAD RIZKI
Terpopuler:
Pamer Foto Tembak Kucing Ala Danang Tak Wajar
Anas Urbaningrum Jadi Tersangka Pencucian Uang
Diusir Mahasiswa Bandung, Prabowo Kecewa Berat
Berita terkait
Begini Respons Rektor IPB soal Kabar Namanya Masuk Penjaringan Calon Pansel KPK
31 menit lalu
Nama Arief muncul di antara sebelas calon anggota Pansel KPK yang beredar.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP
1 jam lalu
BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP
Baca SelengkapnyaEks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar
2 jam lalu
Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.
Baca SelengkapnyaOgah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya
3 jam lalu
Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.
Baca SelengkapnyaMobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo
3 jam lalu
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.
Baca SelengkapnyaKPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma
6 jam lalu
KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.
Baca SelengkapnyaSurati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons
7 jam lalu
PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?
11 jam lalu
KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL
13 jam lalu
Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta
14 jam lalu
Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.
Baca Selengkapnya