Eks Aktivis FPI Tampil di Bedah Buku Tan Malaka  

Reporter

Selasa, 18 Februari 2014 20:49 WIB

Pengarang buku Tan Malaka, Harry A Poeze berbicara di depan peserta bedah bukunya di kampus Fakultas Ilmu Bahasa Univeristas Diponegoro, Semarang, Senin (17/2). TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Bedah buku karya Harry Poeze, Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia Jilid IV, di Semarang, Senin, 17 Februari 2014, dihadiri ratusan orang. Tak hanya masyarakat pencinta sejarah yang meramaikan acara yang digelar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro itu. Zainal Abidin Petir, bekas ketua tim advokasi Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah, juga turut menghadirinya.

Setelah Harry Poeze memaparkan kisah perjalanan Tan Malaka, acara dilanjutkan dengan dialog. Zainal Abidin Petir pun diberi kesempatan untuk berbicara. Sebab, sebelum acara diskusi digelar, beredar kabar soal adanya penolakan dari beberapa elemen masyarakat, termasuk Front Pembela Islam Jawa Tengah.

Satu mobil berisi anggota FPI pun datang sebelum acara digelar. Namun mereka segera diminta pulang. Zainal menyatakan dialah yang menjembatani panitia bedah buku dan pimpinan FPI Jawa Tengah yang hendak membubarkan diskusi. "FPI juga harus bertindak humanis," kata Zainal.

Setelah mendengar paparan Harry ihwal jejak Tan Malaka, secara pribadi Zainal setuju agar nama baik dan kepahlawanan Tan Malaka terus diangkat. Bekas aktivis FPI ini pun berujar bahwa ada yang terpotong dalam sejarah Indonesia.

Di sela-sela ramainya penolakan acara diskusi buku tentang Tan Malaka ini, Zainal mengaku menghubungi tiga profesor untuk bertanya ihwal Tan Malaka. "Tapi profesor-profesor tersebut tidak tahu (tentang Tan Malaka)," kata Zainal.

Dalam acara itu, Zainal pun curhat soal kenapa ia keluar dari FPI. Zainal mengaku beberapa kali gagal mendapatkan amanah di beberapa lembaga dan komisi di Jawa Tengah gara-gara diidentikkan dengan FPI. Ia mengaku gagal lolos dalam seleksi calon anggota Badan Pengawas Pemilu Jawa Tengah dan KPUD Jawa Tengah karena identik dengan FPI. Padahal Zainal mengaku masuk ke FPI dengan tujuan mendorong organisasi tersebut agar bisa lebih humanis.

Sebelumnya, acara bedah buku yang digagas Komunitas Hysteria dan Komunitas Pegiat Sejarah dengan dukungan Aliansi Jurnalis Independen Semarang ini akan digelar di sekretariat Komunitas Hysteria di kawasan Stonen, Bendan Ngisor, Gajahmungkur. Namun atas pertimbangan keamanan, acara dipindahkan ke Universitas Diponegoro.

Sebab, pada siang hari sebelum acara berlangsung, ada sekelompok orang yang menamakan diri Masyarakat Peduli Nasib Bangsa berunjuk rasa untuk menolak acara tersebut di depan sekretariat Hysteria. Pengurus rukun tetangga yang menaungi sekretariat Hysteria juga mengirimkan surat penolakan. Pemuda Pancasila Semarang dan Front Pembela Islam Jawa Tengah juga mengancam untuk membubarkan acara, namun mereka mengurungkan niatnya itu.

ROFIUDDIN

Terkait:
Ganjar Pranowo Disindir Penulis Buku Tan Malaka
Penolak Diskusi Tak Tahu Sejarah Tan Malaka
Panitia Diskusi Tan Malaka Ajak Pendemo Diskusi
Markas Panitia Diskusi Tan Malaka Digeruduk Massa

Berita terkait

15 Tahun C20 Library, Perpustakaan Independen di Surabaya Bertahan

7 Juli 2023

15 Tahun C20 Library, Perpustakaan Independen di Surabaya Bertahan

Delapan tahun lalu, sekelompok orang memaksa diskusi Tan Malaka di Perpustakaan C20 dihentikan. Ini profil perpustakaan independen bertahan 15 tahun.

Baca Selengkapnya

7 Pahlawan Nasional yang Lahir di Bulan Juni, Ahmad Yani sampai Pattimura termasuk Ayah Gus Dur

6 Juni 2023

7 Pahlawan Nasional yang Lahir di Bulan Juni, Ahmad Yani sampai Pattimura termasuk Ayah Gus Dur

Jenderal Ahmad Yani hingga Pattimura, termasuk ayah Gus Dur lahir di bulan Juni. Siapa lagi pahlawan nasional kelahiran Juni?

Baca Selengkapnya

Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

2 Juni 2023

Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Sebagai Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka memberikan sumbangsih dalam pemikiran untuk dasar negara dan pemikiran lainnya.

Baca Selengkapnya

Mengingat Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan

2 Juni 2023

Mengingat Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan

Tan Malaka salah satu tokoh pejuang kemerdekaan. Sayangnya peninggalan bersejarah yang berkaitan dengannya kurang diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Mengunjungi Rumah Tan Malaka di Lima Puluh Kota, Cagar Budaya namun Kurang Terawat

28 April 2023

Mengunjungi Rumah Tan Malaka di Lima Puluh Kota, Cagar Budaya namun Kurang Terawat

Rumah gadang berwarna merah dengan lima gonjong itu merupakan rumah kelahiran Tan Malaka yang ditetapkan sebagai cagar budaya pada 21 Februari 2008.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Begini Rute Perjalanan 8 Pahlawan Indonesia

19 Agustus 2022

Begini Rute Perjalanan 8 Pahlawan Indonesia

Para pahlawan Indonesia ini melawat dengan tujuan besar: sekolah untuk belajar bagaimana melepaskan diri dari penjajahan.

Baca Selengkapnya

Kisah Kesaksian Soeharto di Balik Kudeta 3 Juli 1946

3 Juli 2022

Kisah Kesaksian Soeharto di Balik Kudeta 3 Juli 1946

Letkol Soeharto ditugasi menangkap Jenderal Soedarsono, dari pergerakan Persatuan Perjuangan, dalang kudeta yang tak puas ke PM Sutan Sjahrir.

Baca Selengkapnya

Soekarni Kartodiwirjo, Tokoh Peristiwa Rengasdengklok dalam Kenangan Putrinya

17 Agustus 2021

Soekarni Kartodiwirjo, Tokoh Peristiwa Rengasdengklok dalam Kenangan Putrinya

Emalia Iragilari Sukarni-Lukman merupakan putri bungsu Soekarni Kartodiwirjo. Ia mengenang perjuangan ayahnya di masa kemerdekaan itu.

Baca Selengkapnya

17 Kata Bijak Pahlawan Nasional, Apa yang Disampaikan Bung Hatta dan Tan Malaka?

16 Agustus 2021

17 Kata Bijak Pahlawan Nasional, Apa yang Disampaikan Bung Hatta dan Tan Malaka?

Hari Kemerdekaan 17 Agustus, taklepas dari kiprah para pahlawan nasional. Kita mengenal kata-kata bijak hasil buah pikir mereka.

Baca Selengkapnya