Suasana jalan Malioboro tertutup abu vulkanik gunung Kelud, Yogyakarta (14/2/2014). TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Surakarta - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta mengerahkan dua kendaraan penyedot debu untuk membersihkan abu vulkanik. Banyaknya debu yang beterbangan membuat perekonomian di kota itu nyaris lumpuh selama dua hari.
Kendaraan kecil itu terlihat berlalu lalang di jalan Slamet Riyadi, kendaraan protokol di kota tersebut. Bukan hanya debu, mobil itu juga menyedot semua kotoran yang dilewatinya. (Baca: Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia)
Meski demikian, tidak semua abu berhasil disedot. Material abu vulkanik itu rupanya menjadi berat akibat bercampur air hujan yang turun beberapa jam sebelumnya. "Abunya sangat lengket," kata operator mobil pengisap debu, Solihin. (Baca: Di DIY, Dampak Kelud Lebih Dahsyat Dibanding Merapi)
Air hujan membuat debu halus itu menjadi semacam lumpur. Kondisi itu membuat mesin isap tidak berhasil mengangkat semua abu yang dilaluinya. Bahkan, operator harus berulangkali membongkar penyaring di dalam mobil. Debu lengket itu membuat penyaring yang ada di dalam mesin pengisap menjadi tersumbat. "Padahal filter itu seharusnya mampu menampung satu meter kubik kotoran," kata Solihin.
Dua kendaraan berwarna hijau itu didatangkan dari Skotlandia pada Juni tahun lalu. Satu unit kendaraan dibeli seharga Rp 1,2 miliar. Selama ini, kendaraan itu digunakan untuk membersihkan sampah di jalan protokol dan taman kota. "Setelah hujan abu kemarin tugasnya menjadi bertambah," kata Solihin.