Sejumlah awak media mengabadikan proses evakuasi jasad polisi Brimob yang tewas dalam kontak senjata di Desa Padalembara, Poso, Sulawesi Tengah (6/2). TEMPO/Amar Burase
TEMPO.CO, Poso - Warga Desa Padalembara dan Taunca di Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengalami trauma setelah insiden baku tembak antara kelompok bersenjata dan polisi. Mereka trauma mendengar suara tembakan maupun aparat yang mengepung wilayah mereka secara tiba-tiba pada Kamis, 6 Februari 2014.
“Terus terang untuk saat ini masyarakat kami masih ketakutan. Suara letusan dan banyaknya aparat kepolisian mengepung wilayah ini membuat warga kalang kabut saat beraktivitas di kebun mereka,” kata Kepala Desa Taunca I Made Sujaya kepada Tempo saat dihubungi di rumahnya, Sabtu, 8 Februari 2014.
Dia mengatakan, dalam peristiwa baku tembak itu, warga yang paling merasakan ketakutan berada di Dusun III Kampung Bulok. Pasca-baku tembak, mereka lebih memilih diam di rumahnya.
"Sampai hari ini kalau melihat orang-orang baru yang datang ke kampung langsung menutup pintu rumahnya sambil melihat siapa yang datang. Saya saja sebagai kepala desa, pasca-peristiwa berkunjung ke wilayah itu, mereka intip-intip dulu dari jendela baru mau keluar,” kata Sujaya.
Sujaya mengatakan ketakutan warga di wilayahnya tersebut terjadi baru kali itu. Selama pasca-konflik Poso beberapa tahun silam, tak pernah ada lagi kejadian di wilayahnya tersebut.
Kontak senjata antara kelompok yang diduga anggota jaringan teroris Santoso dan polisi terjadi di wilayah hutan Kampung Baru Dusun 6, Desa Padalembara Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis, 6 Februari 2014.
Insiden itu menewaskan tiga orang. Satu orang dari satuan Gegana Poso Bhayangkara Dua, Putu Surya. Dua lainnya dari kelompok terduga teroris.