Sejumlah warga berusaha menyeberangi banjir menggunakan tali di Kelurahan Wenang, Manado, Sulawesi Utara (15/1). ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Manado - Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat, 17 Januari 2014, sekitar pukul 15.00 Wita digoyang isu tsunami. Isu ini menyebar karena jembatan di daerah bisnis Boulevard ambruk.
Ribuan warga yang berada di pusat Kota Manado langsung berhamburan melarikan diri mencari tempat-tempat yang tinggi. Sejumlah warga yang di tinggal di dekat pesisir Pantai Malalayang langsung meninggalkan rumah mereka menuju Kelurahan Winangun dan Kelurahan Wanea yang lokasinya lebih tinggi.
Wakil Wali Kota Manado Harley A.B. Mangindaan lewat pengeras suara berupaya menenangkan warga sambil menerangkan bahwa tidak ada tsunami yang akan menerpa Kota Manado. "Tidak ada tsunami. Itu hanya isu menyesatkan. Warga diharapkan tenang dan jangan panik," kata Harley berulang-ulang.
Menurut Harley, isu tsunami muncul dengan memanfaatkan jembatan yang ambruk. "Mereka menyebarkan isu tersebut untuk membuat masyarakat panik dan meninggalkan rumah. Kemungkinan ini dilakukan oleh orang yang ingin menjarah rumah kosong-kosong setelah ditinggalkan penghuni secara terburu-buru," ujarnya.
Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
3 hari lalu
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.