Survei: Banten Cabut Mandat Gubernur dari Atut

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 6 Januari 2014 04:59 WIB

Gubernur Banten, Atut Chosiyah. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta:Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan rakyat Banten telah mencabut mandat gubernur dari Atut Chosiyah. Pencabutan mandat itu, kata Burhan, didasarkan pada hasil sigi lembaganya sepanjang 22-29 Desember 2013 lalu.

"Ada 8 indikator yang menegaskan rakyat Banten telah mencabut mandatnya dari Atut," kata Burhan dalam paparan hasil siginya di Jakarta, Ahad, 5 Januari 2014.

Delapan indikator tersebut, kata Burhan, adalah jenis-jenis pertanyaan yang dilayangkan kepada 400 responden warga Banten. Mulai dari tingkat dan luasan korupsi di Banten, ketakpuasan dengan kinerja Atut, hingga keinginan agar Atut nonaktif sebagai gubernur setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus sekaligus: proyek alat kesehatan di Dinas Kesehatan Banten, dan suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi.

Indikator-indikator itu, kata Burhan, seperti 77 persen responden menilai pemerintahan Banten korup. Sebanyak 85 persen responden juga yakin dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan yang menyebutkan ada penyelewenangan duit daerah mencapai Rp 2,7 triliun. Sekitar 82 persen responden kukuh Atut terlibat korupsi dan menyuap sesuai sangkaan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Sebanyak 72 persen responden merasa keadaan tak membaik sepanjang pemerintahan Atut," kata Burhan.

Menurut Burhan, gara-gara kasus korupsi dan suap tersebut, 58 persen responden berani buka-bukaan bahwa sejak berpisah dari Propinsi Jawa Barat, keadaan mereka tak membaik. Delapan puluh persen tak puas dengan kinerja Atut.

"Akhirnya 81 responden menilai Atut harus segera nonaktif sebagai gubernur," kata Burhan. Saking kecewanya rakyat Banten terhadap Atut, elektabilitas Atut hanya mencapai 0,3 persen bila Pilgub Banten diadakan pada saat survei.

Indikator Politik Indonesia mengadakan survei sepanjang 22-29 Desember 2013. Sebanyak 400 responden itu dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling dari seluruh kabupaten atau kota. Burhan mengklaim hasil sigi lembaganya punya tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin error plus minus 5 persen.

Para responden, kata Burhan, diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara hanya bertugas untuk 10 responden di satu desa atau kelurahan.

Menurut Burhan, guna menjaga kualitas hasil wawancara, supervisor mememeriksa 20 persen sampel secara acak usai wawancara. Dalam quality control tersebut, kata Burhan, tak ditemukan kesalahan berarti. Burhan juga menegaskan, survei Indikator Politik Indonesia dibiayai sendiri oleh lembaganya.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

10 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

14 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

16 jam lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

18 jam lalu

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

KPK menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka dugaan korupsi di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD)

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

19 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

21 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

2 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

3 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya