Di Bursa Capres PDIP: Ongkos Politik Jokowi Murah  

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 22 Desember 2013 05:47 WIB

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bersama Kader PDIP Joko Widodo (Jokowi) dalam satu mobil usai menutup Rakernas PDIP di Ancol, Jakarta, (8/9). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, mengklaim jika Joko Widodo diusung sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan akan menghemat ongkos politik. Seperti halnya pendirian Projo ini, menurut Budi, banyak berdatangan sumbangan dari sesama relawan untuk kebutuhan logistik mereka, seperti kantor sekretariat, konsumsi, spanduk, dan lain sebagainya.

“Ini partisipatif, kami urunan, berapa pun,” ujar dia saat ditemui usai pendeklarasian Projo di Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu, 21 Desember 2013.

Menurut dia, cara ini sebagai upaya mengubah politik mobilisasi menjadi politik partisipasi. Selama ini partai memobilisasi massa untuk berkampanye dan memberikan sejumlah uang saku. "Kami enggak mau pilpres 2014 hanya sebagai eksploitasi suara rakyat. Cara itu kami tinggalkan," ujar Budi.

Mantan Kepala Balitbang DPD PDIP DKI Jakarta ini mengatakan, cara promosi Projo juga cukup dengan gethuk tular. "Kami kan punya teman sesama kader di daerah-daerah, ya, kami sampaikan dari mulut ke mulut, dan mereka mendukung juga," kata dia.

Menurut Budi, meminta dukungan Jokowi sebagai capres ke sesama kader atau ke orang lain tidak terlalu sulit, karena Gubernur DKI Jakarta itu sudah terlihat hasil kerjanya dan dicintai rakyat. "Dia (Jokowi) 'gede' bukan karena siapa-siapa, karena dia sendiri," ujar aktivis UI 98 ini.

Beberapa kader dan simpatisan PDI Perjuangan mendeklarasikan dukungannya untuk Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 yang dinamakan Pro Jokowi (Projo). Projo diprakarsai kader dan aktivis UI 98, seperti Budi Arie Setiadi, Fahmi Alhabsyi, Jonacta Yani, dan Firmansyah.

Mereka juga terdiri atas simpatisan dari paguyuban warga kota-kota di Jawa Tengah di Jakarta, seperti dari Klaten, Pekalongan, Sragen, Karanganyar, Pati, Demak, Wonogiri, Pemalang, Boyolali, Purworejo, dan Cilacap. Dalam keterangannya, Projo menolak Jokowi menjadi calon wakil presiden dipasangkan dengan Megawati Soekarnoputri.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

1 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

4 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

13 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

14 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

14 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

16 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

16 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

18 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

21 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

22 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya