TEMPO.CO, Jakarta - Satu per satu korban kekerasan dalam perpeloncoan mahasiswa jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) angkatan tahun 2013 mulai berbicara. Salah seorang mahasiswa yang ikut proses pelonco di ITN itu menuturkan, mereka mengalami banyak kekerasan. Perpeloncoan itu dilakukan selama Kemah Bakti Desa (KBD) di Gua Cina, Malang.
"Ada kekerasan, diinjak, disuruh makan bawang. Ada teman yang wajahnya melepuh karena disiram air bawang," kata Joko.
Ada juga sanksi yang tidak masuk akal. Yakni, sebelum makan, mereka dipaksa membenamkan tangan ke dalam debu. Jika telapak tangan belum kotor, panitia menginjak kaki mereka. Lantas, mereka dipaksa makan menggunakan tangan yang kotor dipenuhi debu.
Setiap peserta, kata Joko, mengalami kekerasan yang sama. Bahkan mereka juga dihukum push up sambil diinjak, sehingga mereka kesulitan untuk melakukan gerakan push up. Puncaknya, pada Rabu malam, 11 Oktober 2012, seluruh peserta diminta berdiri membelakangi Fikri yang diapit petugas keamanan pelonco ITN. (Baca juga: Mahasiswi Pelonco ITN Dipaksa Mengulum Singkong Panjang)
"Terdengar teriakan kesakitan. Fikri mengerang kesakitan," katanya. Fikri diduga menjadi incaran petugas keamanan KBD karena ia dianggap vokal dan menyatakan akan membela dan membebaskan teman-temannya.