Warga Yogyakarta Resah Tanahnya Jadi Sultan Ground

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 10 Desember 2013 04:00 WIB

Lambang Keraton Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penduduk yang selama puluhan tahun mendiami tanah peninggalan pemerintah kolonial Belanda di kawasan elite Kotabaru, Kota Yogyakarta, resah karena hingga kini Peraturan Daerah Istimewa (Perdais) Yogyakarta yang juga berisi soal tanah tak kunjung selesai.

“Kalau status tanah itu nanti ditetapkan sebagai tanah negara atau HGB yang diberikan negara, kami tenang. Kalau HGB itu resmi dinyatakan sebagai Sultan Ground, kami pusing,” ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kotabaru, Sugiarto, Senin, 9 Desember 2013.

Dia mengatakan, menurut Badan Pertanahan Nasional DIY, status tanah di Kotabaru 90 persen merupakan Sultan Ground. “Otomatis sertifikat HGB yang dipegang warga saat ini akan menjadi magersari,” katanya. Akibatnya, nilai tanah menjadi nol. Dia menunjuk kasus tanah berstatus Sultan Ground di kawasan Dagen. Pemilik lahan sudah memperoleh uang muka Rp 2 miliar dari Rp 7,4 miliar jual harga tanah, tapi kini tak jelas nasib transaksi itu. “Warga tak bisa berkutik dan investor juga tak berani melanjutkan proses transaksi,” kata dia.

Sugiarto menjelaskan, BPN pada 2008 pernah memberi jalan keluar. Agar dapat diubah menjadi hak milik bisa dilakukan dengan memberi kompensasi sebesar 30 persen dari Nilai Jual Obyek Pajak lahan berstatus Sultan Ground itu. Kompensasi itu masuk ke kas Keraton Yogyakarta. “Itu belum bisa disanggupi warga karena besar sekali nominalnya. Padahal lahan di Kotabaru minimal 800 meter persegi dan NJOP-nya sekarang Rp 2 juta per meter persegi,” kata dia.

Sugiarto mengaku tak tahu dasar hukum pengubahan tanah HGB berstatus Sultan Ground menjadi Sertifikat Hak Milik. Kepala Kantor Wilayah BPN DIY, Arie Yuriwin, belum bisa dikonfirmasi.

Anggota DPRD DIY, Arif Noor Hartanto, mengingatkan penduduk Kotabaru agar menunggu perdais tentang pertanahan disahkan. DPRD DIY menargetkan Perda Keistimewaan soal pertanahan ini sudah masuk Program Legislatif Daerah 2014. “Triwulan pertama kami sudah bahas soal itu sebagai prioritas untuk menyelesaikan persoalan pertanahan,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya