TEMPO Interaktif, Jakarta:Kandidat Ketua Umum Partai Golkar, Marwah Daud Ibrahim sempat membuat kejutan dalam Munas Golkar di Nusa Dua, Bali Sabtu (18/12) menjelang tengah malam yang mengagendakan pemilihan Ketua Umum. Marwah melakukan interupsi dan meminta pada pimpinan sidang Abdul Gafur agar diberi kesempatan untuk berbicara di atas podium.Semula banyak orang menduga Marwah akan membuat pernyataan mundur seperti yang dilakukan Slamet Effendy Yusuf. Nyatanya, Marwah menyatakan siap mundur, tapi bukan dari pencalonan sebagai Ketua Umum, melainkan mundur dari jabatannya sebagai anggota DPR jika Marwah terpilih sebagai Ketua Umum.Marwah yang diberi kesempatan tiga menit itu justru memanfaatkan waktu untuk berkampanye. Perempuan berkerudung ini menyebut bahwa forum Munas ini sebagai awal perjalanan bangsa Indonesia di masa depan. Marwah melihat bangsa Indonesia punya potensi sebagai bangsa yang berperadaban tinggi, bukan hanya di Asia tapi di seluruh dunia. Kemajuan ini kata Marwah adalah andil besar Partai Golkar yang bukan hanya jadi partai politik terbesar di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara dan Dunia. Marwah mengatakan bahwa dirinya sangat dekat dengan dua kandidat kuat yang bertarung yaitu Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung. “Jika JK yang terpilih, Saya senang karena saya dekat dengan beliau, jika Akbar yang menang, saya juga akan bahagia karena beliau adalah abang saya," ujarnya.Dalam pidato singkatnya, Marwah juga menyerukan agar kesempatan DPD yang mendapat hak suara dimanfaatkan sebaik-baiknya. Marwah juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia di tahun 2045 akan menjadi bangsa paling moderen dan tinggi peradabannya di dunia dan Partai Golkar yang jadi pelopornya. Di akhir kesempatan bicara itu Marwah menyatakan dirinya tidak akan mundur dari pencalonan Ketua Umum. "Hanya Allah yang bisa membuat saya mundur," ujarnya.Sunudyantoro, Rofiqi Hasan, Raden Rachmadi