Presiden SBY saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta (20/11). Kerjasama yang dihentikan antara lain, pertukaran informasi dan intelijen, serta latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung, Basuki Suhardiman, menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhati-hati saat berkomunikasi agar tidak mudah disadap negara lain. "Seharusnya Presiden memakai jalur komunikasi yang aman," ujarnya.
Basuki adalah doktor ITB yang pernah membantu pengamanan server Komisi Pemilihan Umum. Saat ini, dia aktif di Cyber Security Center di ITB.
Basuki mencontohkan, Barack Obama selama masa kampanye kepresidenan dikenal sangat suka berkomunikasi dengan BlackBerry. Namun, saat pertama kali dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari 2009, ia harus menyerahkan perangkat komunikasi kesayangannya itu untuk disterilkan oleh Secret Service.
Di Indonesia, Basuki menyatakan tak yakin apakah pengamanan semacam itu bisa dilakukan. Yang ia tahu, hal itu tak mudah. Apalagi perangkat komunikasi yang digunakan oleh para pejabat negara umumnya buatan asing. "Biasanya ada security patch yang tidak kita tahu," ujarnya.
Yang jelas, menurut Basuki, langkah yang dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dengan memerintahkan pengamanan jaringan nomor telepon penyelenggara negara oleh para operator seluler sudah tepat. Sebab, pengamanan alat komunikasi hendaknya berlapis, tak hanya pada perangkat handset, melainkan juga operator yang digunakan.