TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia meminjamkan satu unit alat sistem utama persenjataan jenis angkut mereka, yakni pesawat C-130 Hercules bernomor A-1323 kepada pemerintah Filipina. Peminjaman ini merupakan bentuk bantuan dari pemerintah untuk negara yang tengah menghadapi dampak bencana topan Haiyan itu.
"Pesawat akan membantu distribusi barang bantuan yang telah menumpuk ke lokasi korban, juga akan mengevakuasi korban bencana," kata Kepala Dinas Penerangan Umum Pusat Penerangan TNI, Letnan Kolonel Edyana Sulistiadie, Jumat, 15 November 2013.
Sesuai rencana, pesawat Hercules milik TNI akan dipinjamkan selama satu pekan hingga 21 November 2013. Pengiriman bantuan pesawat ini merupakan permintaan dari pemerintah Filipina langsung. Salah satu tugas yang menunggu bagi pesawat Hercules dan pilot Indonesia adalah mengirim bantuan ke wilayah terparah dan terisolasi pascabencana, seperti Tacloban.
Pesawat itu terbang kembali ke Filipina pada Sabtu, 16 November 2013, untuk mengirim bantuan dan mengantar beberapa wartawan Indonesia. Adapun rute penerbangannya adalah Halim Perdanakusuma-Balikpapan-Manado-Cebu.
Kamis lalu, tiga pesawat angkut C-130 Hercules TNI telah mengirimkan bantuan dari pemerintah ke Cebu, Filipina. Ketiga pesawat membawa bantuan kemanusiaan dengan total berat 60 ton. Bantuan kemanusiaan itu berupa makanan siap saji, obat-obatan, pakaian, genset, dan selimut.
INDRA WIJAYA
Berita terkait
Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina
27 Maret 2022
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.
Baca SelengkapnyaKalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi
30 Mei 2017
Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.
Baca SelengkapnyaTeror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada
24 Mei 2017
WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari
30 April 2017
Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.
Baca SelengkapnyaJokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung
28 April 2017
Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.
Baca SelengkapnyaDuterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang
28 April 2017
Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.
Baca SelengkapnyaIni Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina
25 April 2017
Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.
Baca Selengkapnya3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan
20 Januari 2017
Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.
Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnya1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.
Baca Selengkapnya