TEMPO Interaktif, Jakarta:Rombongan anggota Komisi Hukum dan HAM DPR pimpinan Teras Narang mengunjungi jemaat Geraja Imanuel, Palu, Sulawesi Tengah. Mereka melakukan dialog dengan para jemaat dan pendetanya. Mereka menampung seluruh keluhan yang ada.Namun, ketika ada jemaat yang meminta DPR mendorong pemerintah untuk mengevaluasi kerja pemimpin Polri, Teras dengan halus menolaknya. "Tidak semudah itu mengganti Kepala Polri," ujarnya kepada wartawan, Selasa (14/12), di Palu, Sulawesi Tengah. Teras didampingi oleh Mu'tamimul Ulla dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Yudo Paripurno dari Fraksi PPP dan Iman Ansori Sholeh dari Fraksi PKB. Kepada para anggota Dewan itu, Badan Kerjasam Umat Kristiani Kota Palu sempat membacakan pernyataan sikapnya. Mereka menilai penembakan terhadap para jemaat danpengenboman gereja yang terjadi dua hari lalu itu, adalah tindakan brutal yangtidak berprekemanusiaan. Karena itu pihaknya meminta kepada keseriusan pemerintah untuk melindungi warganya. Menurut juru bicara Badan Koordinasi, Pdt Toding, warga Kristiani Sulawesi Tengah merasa kecewa dengan aparat keamanan yang dianggap tidak becus menjaga keamanan. Kekecewaan itu lebih khusus ditujukan kepada Polresta Palu yang terkesanmengabaikan kondisi rawan yang sengaja diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Adapun Kepala Paroki Palu, Pastur Alfrests mengatakan, jemaatnya mengaku was-wasa hidup di Palu karena tiap saat dihantui penembakan dan pengeboman gereja. "Tolong anggota DPR mempunyai perasaan yang sama dengan kami," ucapnya.Darlis Muhammad