Ilham Aidit: Bahaya Itu Korupsi, Bukan Komunisme  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 29 Oktober 2013 06:00 WIB

Putra Tokoh Partai Komunis Indonesia DN Aidit, Ilham Aidit. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ilham Aidit, putra Ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia Dipa Nusantara Aidit, mengatakan bahaya buat negara Indonesia saat ini bukanlah komunisme. Selain komunisme sudah di dalam ketetapan MPR, bagi Ilham, tidak ada potensi tumbuhnya paham komunisme di Indonesia. "Bahaya di Indonesia saat ini adalah korupsi, neoliberalisme, dan separatisme. Wis ngono (sudah itu)," kata Ilham kepada Tempo, Senin, 28 Oktober 2013.

Ilham menyayangkan aksi pembubaran diskusi korban 1965 di Wisma Santidharma, Godean, Ahad kemarin, 27 Oktober. Aksi pembubaran itu dilakukan oleh Front Anti-Komunis Indonesia (FAKI) Yogyakarta. Dia mengatakan, sebaiknya kemarahan FAKI Yogyakarta diarahkan pada aksi-aksi korupsi yang jamak terjadi di Indonesia. "Korupsi adalah ancaman sesungguhnya, karena nonsense ada bahaya PKI di masa sekarang," katanya.

Menurut dia, acara kumpul keluarga eks tahanan politik 1965 di Wisma Santidharma, Godean, itu berisi pembicaraan teknis soal pertanian dan peternakan dari program pemberdayaan ekonomi. Program tersebut, kata Ilham, berisi soal penyuluhan pertanian dan peternakan. Di antaranya adalah ternak lele, ternak kambing, dan budidaya pepaya. Ilham mengatakan, kalaupun ada pembicaraan soal masa lalu, hanya obrolan nostalgia belaka.

Ilham mempunyai alasan yang diberdayakan sebagian besar dalam program itu adalah keluarga korban tragedi 1965. Menurut dia, kehidupan keluarga eks tahanan politik tersebut sangat memprihatinkan. Namun, kata Ilham, agenda pemberdayaan ekonomi itu juga terbuka untuk masyarakat luas. Dia mengatakan, bagi mereka yang merasa kesulitan ekonomi, dipersilakan bergabung.

Sebelumnya, FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta mengancam akan membunuh kader PKI, termasuk keluarganya, yang dinilai sebagai bahaya laten. "Mereka itu kader PKI. Tidak hanya dibubarkan, kalau perlu dipateni (dibunuh)," kata Burhanuddin, Ketua FAKI Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin, 28 Oktober 2013.

FAKI membubarkan acara kumpul keluarga eks tahanan politik 1965 di Padepokan Shanti Dharma, Ahad, 27 Oktober 2013. Burhanuddin meyakini para keluarga eks tahanan politik 1965 itu akan menghilangkan ajaran Pancasila. Ia menyatakan tiada ampun bagi orang-orang komunis di Indonesia. "Bagi Front Anti-Komunis, itu harga mati," kata dia.

ALI AKHMAD

Topik terhangat:
Prabowo Subianto
| FPI Geruduk Lurah Susan | Dinasti Banten | Suap Akil Mochtar

Berita lainnya:
Taktik Pius Mendekati Prabowo Subianto

Aksi Mengusik Lurah Susan, FPI Beri Contoh Buruk

Mendagri Tak Tahu FPI Mulai Mengusik Lurah Susan

Ada Landasan Helikopter di Rumah Mewah Prabowo

Perusak Rumah Adiguna Sutowo Bernama Floren

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya