TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional Center for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, menyatakan tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tetap tinggi. Jokowi mengungguli para calon presiden dari ketua umum partai politik yang mayoritas sudah tua.
Hal ini mengacu pada survei yang diadakan lembaga tersebut pada 9-6 April lalu di 31 provinsi, dengan responden sebanyak 1.635 orang. "CSIS tidak membedakan calon berdasarkan umur. Jika pemilu diadakan hari ini, Jokowi akan menang," kata Philips saat dihubungi, Ahad, 27 Oktober 2013.
Ia juga menyatakan, jika survei dilakukan dengan mencopot para calon yang bukan ketua umum atau petinggi partai politik, hasilnya akan berbeda. Ketua Dewan Pembina Partai Gerinda Prabowo Subianto diduga akan menempati posisi pertama dengan elektabilitas tertinggi.
Prabowo diduga unggul. Sebab, dalam survei umum, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini menempati urutan kedua, di bawah Joko Widodo. Dalam surveinya, CSIS mencatat Jokowi memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 28,6 persen dan Prabowo sebesar 15,6 persen.
Keduanya mengungguli calon lain, seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pada posisi ketiga dengan 7 persen, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebesar 5,4 persen, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa sebesar 2,2 persen, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md. sebesar 2,4 persen. "Dahlan dan Mahfud yang bukan dari partai juga di bawah Jokowi dan Prabowo," kata Philips.
Meski demikian, menurut dia, hasil survei CSIS ini hanya mencatat tingkat elektabilitas. Sedangkan proses pencalonan presiden adalah proses politik yang dapat merelatifkan seluruh hasil survei.
Jokowi, menurut dia, meski memiliki elektabilitas tinggi, nasibnya untuk menjadi capres bergantung pada kebijakan politik PDI Perjuangan. Demikian juga pada calon presiden lainnya yang harus melalui proses pencalonan tiap partai politik. "Juga ditentukan hasil pemilihan umum legislatif. Jika partainya tak dapat memenuhi syarat pengajuan calon, semua tingkat elektabilitas itu tak berlaku," kata Philips.
Sebelumnya, Prabowo Subianto diposisikan menduduki peringkat teratas sebagai calon presiden tua yang paling dipilih menurut sigi Political Weather Station (PWS). Prabowo meraup 16,7 persen suara dari 1.070 responden, mengalahkan Megawati Soekarnoputri (12,5 persen) dan Aburizal Bakrie (10,9 persen).
FRANSISCO ROSARIANS
Topik terhangat:
Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten
Berita lainnya:
Jokowi: Blusukan di Jakarta Bikin Nangis
Demokrat Ditelanjangi, Ical: Bukan TV One
Pelaku Memanggil Adiguna Sutowo dan Istrinya
Mau Untung Besar dari Sengon, Ini Rumus Jokowi
Berita terkait
Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi
2 jam lalu
Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaDidorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?
3 jam lalu
Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.
Baca SelengkapnyaBamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY
3 jam lalu
Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaHadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan
6 jam lalu
Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.
Baca SelengkapnyaSistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional
7 jam lalu
BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?
8 jam lalu
BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM
12 jam lalu
Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.
Baca SelengkapnyaLuhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun
20 jam lalu
Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.
Baca SelengkapnyaKhawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak
21 jam lalu
Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.
Baca SelengkapnyaDapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut
22 jam lalu
Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.
Baca Selengkapnya