Pedagang Malioboro Keluhkan Pengamen Tak 'Nyeni'  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 23 Oktober 2013 04:42 WIB

ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO , Yogyakarta - Pedagang Malioboro Yogyakarta mulai merasakan adanya ketidaknyamanan dengan keberadaan pengamen jalanan yang makin membludak dan tak teratur di kawasan itu. Tak hanya waktunya yang tak pandang waktu pagi, siang, sore, dan malam.



"Tapi sudah mulai hilang unsur santunnya, etika, juga nilai seni yang dibawa," kata Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Malioboro Rudiarto Selasa (22/10).



Rudiarto mengaku, perbedaan kultur dan perilaku pengamen yang mengais rejeki di Malioboro itu sudah mulai berubah sekitar dua tahun silam. Para pedagang pun mengaku mulai risih dan tak tercipta hubungan saling menguntungkan lagi dengan para pengamen seperti waktu waktu sebelumnya. "Sekarang kami kesulitan mengentahui mereka, kami sudha tak kenal. Mereka bukan dari paguyuban yang sudah ada, tapi kebanyakan dari luar dan asal dating untuk mengamen," kata dia.



Salah satu yang paling dikeluhkan pedagang ketika para pengamen ini tidak mendapatkan respons dari pengunjung maka akan marah. "Kadang mencaci dan memaksa agar tetap diberi," kata dia.



Rudiarto pun pernah mendapatkan laporan dari pedagang lain, ketika sejumlah pengamen datang ke sebuah warng lesehan, pembeli pergi karena tidak tahan dengan bau tak sedap dari para pengamen jalanan itu. "Katanya jijik dengan penampilannya yang kumuh," kata dia. Selain itu, para pengamen yang asal dating ini juga sering bertindak seenaknya ketika sedang bekerja.



Advertising
Advertising

"Kalau dulu, sebelum lagu habis meski uang sudah diberikan, tidak pergi. Sekarang tak ada yang seperti itu kecuali pengamen yang sudah bekerjasama dengan pedagang," kata dia.
Beberapa pengamen, lanjut Rudiarto memang masih bertahan dengan berperilaku sopan.



Biasanya para pengamen ini punya kesepakatan kesepakatan tak tertulis dengan pedagang seperti warung lesehan. "Biasanya seperti 'dikontrak' mangkal, untuk menghibur jika memang punya kualitas bagus dan enak didengarkan," kata dia.

Dengan kondisi itu, paguyuban pedagang pun meminta pemerintah kota segera melakukan pengawasan khususnya pada pengamen yang asal datang dari anak jalanan itu.



PRIBADI WICAKSONO



Berita Terpopuler:



SMS Pembunuh Holly: Gagal, Gatot: Kabur!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Gatot Kenal Holly di Tempat Hiburan Malam
Gatot Diduga Giring Holly ke Apartemennya
Holly Dibunuh, Gatot Berbohong di Australia
Erick Thohir Beli Inter Milan, Rothschild Berang
Ahok Minta Perbaikan Jalan Rampung Sehari

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

14 Desember 2023

Jelang Libur Nataru, Taman Pintar Yogyakarta Sudah Dibanjiri Wisatawan

Kunjungan wisata di wahana keluarga Taman Pintar Yogyakarta tercatat mengalami peningkatan menjelang libur Nataru

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya