TEMPO.CO , Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko pesimistis dengan pemilihan Komisaris Jenderal Sutarman sebagai kepala Kepolisian RI. Danang mengatakan, Sutarman tidak memiliki prestasi apapun saat menjabat menjadi kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
"Masalahnya apa yang bisa bikin saya optimistis. Dengan tidak mendukung penuh langkah KPK, jangan berharap polisi dapat menuntaskan kasus-kasus besar," kata Danang saat dihubungi lewat sambungan telepon, Jumat, 27 September 2013.
Sebagai pengamat korupsi, Danang mengaku tidak memiliki data atau laporan yang membuat dia yakin bahwa Sutarman mampu mereformasi birokrasi kepolisian yang saat ini disebut sebagai lembaga terkorup di Asia Tenggara dalam survei Global Corruption Barometer (GBC) 2013 oleh Transparency International. Prestasinya, kata Danang cuma satu, yaitu tidak bermasalah.
Dia juga merasa tidak ada yang istimewa oleh usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyodorkan nama Komisaris Jenderal Sutarman sebagai pengganti Jenderal Timur Pradopo. Danang tidak yakin Sutarman berani memberantas kasus korupsi yang melibatkan lembaganya seperti dalam kasus Labora dan memutus lingkaran setan perkara-perkara korupsi yang lain.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso telah menerima surat dari Presiden Yudhoyono tentang calon kepala Kepolisian RI pada pukul 10.00 pagi tadi. Priyo mengatakan, uji kelayakan akan dilakukan setelah pimpinan DPR menggelar rapat dan menyerahkan nama ke Badan Musyawarah. "Setelah itu, Komisi Hukum DPR akan melaksanakan fit and proper test," kata politikus Golkar itu.
ALI AKHMAD
Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas
Berita terkait
Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru
9 hari lalu
Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.
Baca SelengkapnyaICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor
19 hari lalu
Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri
Baca SelengkapnyaRemisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012
22 hari lalu
Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.
Baca SelengkapnyaReaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur
23 hari lalu
Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?
Baca SelengkapnyaAwal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman
26 hari lalu
tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?
Baca SelengkapnyaWacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?
27 hari lalu
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.
Baca SelengkapnyaKorupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu
27 hari lalu
ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.
Baca SelengkapnyaInformasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap
28 hari lalu
Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT
Baca SelengkapnyaICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas
29 hari lalu
Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.
Baca SelengkapnyaMantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi
33 hari lalu
ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan
Baca Selengkapnya