Forum Silaturahmi yang Memotong Warisan Konflik

Rabu, 21 Agustus 2013 22:09 WIB

Putri Pahlawan Revolusi Jenderal Anumerta Achmad Yani, Amelia Yani. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Amelia Yani cukup sensitif pada hal-hal yang berhubungan dengan ayahnya, Jenderal Ahmad Yani. Ia mudah tersinggung ketika orang lain mempertanyakan perjuangan ayahnya, Panglima Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yang tewas pada peristiwa 30 September 1965. Suatu ketika, salahsatu anak Dipa Nusantara Aidit, pemimpin Partai Komunis Indonesia, menyatakan Lubang Buaya tidak ada. “Saya menangis saking marahnya," kata Amelia, bulan lalu.

Aidit memimpin PKI pada usia 31 tahun. Hanya perlu setahun, ia melambungkan suara partai itu masuk empat besar partai di Indonesia. Tapi prahara 1965 membuat dia dan partainya, yang dianggap bertanggung jawab, diburu habis. Lubang Buaya adalah daerah yang dijadikan tempat pembuangan jenazah sejumlah jenderal, termasuk Ahmad Yani.

Menurut Amelia, anak Aidit lainnya, Iwan, segera meminta maaf atas pernyataan saudaranya soal Lubang Buaya. Sejak itu, keluarga dua tokoh yang berseberangan itu berhubungan baik. Mereka terhubung melalui wadah bersama: Forum Silaturahmi Anak Bangsa.

Forum itu digagas tiga anak tokoh yang secara politis berseberangan pada masa lalu: Tigor Siregar, Soleh Denny Alamsyah, dan Suhardi Nurdin. Tigor adalah putra Amir Hamzah Siregar, seorang Digulis—para tahanan politik yang dikirim ke Boven Digul, Papua. Soleh merupakan putra Alamsyah Ratu Prawiranegara, jenderal menteri agama era Orde Baru. Adapun Suhardi Nurdin adalah aktivis Pemuda Panca Marga. Tujuannya, mempertemukan anak-anak korban konflik politik.

Suryo Susilo, anak bekas pejabat Badan Koordinator Intelijen Negara, yang memimpin forum, menceritakan, gagasan itu mulai diwujudkan pada pertengahan 2002. Anak-anak yang masih diliputi saling dendam didekati agar mau duduk bersama. Ia mengatakan upaya itu tidak mudah. Untuk itu, pendekatan dilakukan secara personal.

Ia mencontohkan, Joesoef Faisal, putra Soetan Husinsyah Nasution, pendiri Lembaga Veteran, mengajak karibnya, Sugiarto Soeparjo, putra tokoh "jenderal merah”--sebutan untuk perwira yang dianggap pro-PKI. Mereka menemui Nani Nurracham Oerip, putra Mayor Jenderal Anumerta Sutojo Siswomiharjo, juga korban tragedi 1965.

Joesoef dan Tigor kemudian menghubungi pengurus Pemuda Panca Marga--ketika itu dipimpin Djoko Purwongemboro. Suryo juga bagian dari organisasi sayap Partai Golkar ini. Semua sepakat, pendekatan dilakukan secara pribadi, bukan kelembagaan. “Sebab, masih ada pro-kontra mengenai ide itu,” kata Suryo, yang kemudian mengajak sahabatnya, Perry Omar Dhani, putra mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Purnawirawan Omar Dhani.

Pendekatan terus dilakukan demi terwujudnya wadah mempertemukan anak-anak korban konflik. Setelah beberapa pertemuan, mereka semakin akrab. Pada awalnya, suasana pertemuan begitu kaku. Semua kaget harus bertemu dengan kerabat yang berseberangan ideologi dengan orang tua mereka di masa lalu.

Peserta forum semakin banyak. Mereka pun sepakat mengadakan silaturahmi. Pada 25 Mei 2003, pertemuan dilaksanakan di Hotel Park Lane, Jalan Casablanca, Jakarta Selatan. Sebanyak 41 orang hadir dan sepakat membentuk Forum Silaturahmi Anak Bangsa. Semboyannya: ‘Berhenti Mewariskan Konflik, Tidak Membuat Konflik Baru”.

SETIAWAN ADIWIJAYA | MARIA YUNIAR | LINDA HAIRANI

Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'

Sidang Kasus Cebongan, Hakim dan Oditur Ketakutan

Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara

Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

29 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

45 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya