TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Effendi Gazali termasuk salah satu dari 17 anggota Komite Konvensi Parta Demokrat. Effendi mengklaim kesediaannya menjadi anggota Komite Konvensi semata-mata dilandasi kepentingan ilmiah.
“Saya dosen komunikasi politik dan hanya dari kalangan independen yang bisa memastikan bahwa proses konvensi nantinya akan berjalan secara ilmiah,” kata Efendi saat dihubungi Tempo Senin, 12 Agustus 2013.
Selain kepentingan ilmiah, dia mengatakan kesediaannya menjadi anggota Komite juga karena dia menilai konvensi yang pernah dilakukan sebelumnya—seperti dilakukan Partai Golkar menjelang pemilu 2004--belum sesuai dan perlu perbaikan sistem.
Dia mengatakan dalam konvensi yang ideal, penunjukan calon presiden tidak dilakukan oleh ketua umum melainkan melalui metode survei. “Keberadaan komite dalam konvensi digunakan dalam proses rekrutmen, yang menentukan adalah survei publik.”
Bagaimana Cara Asyik Mengenalkan Pancasila kepada Generasi Muda?
11 Juli 2023
Bagaimana Cara Asyik Mengenalkan Pancasila kepada Generasi Muda?
Perlu upaya agar generasi muda mengenal, memahami, dan mengamalkan Pancasila. Survei SETARA Institue menunjukkan 83,3 persen pelajar menilai Pancasila dapat diganti.
KASAD Award 2023, Apresiasi untuk Media dari Jenderal Dudung Abdurachman
7 Juli 2023
KASAD Award 2023, Apresiasi untuk Media dari Jenderal Dudung Abdurachman
KASAD Award 2023 merupakan penghargaan kepada media nasional, media daerah, dan media kampus yang memberitakan berbagai isu strategis. Acara puncak KASAD Award akan berlangsung pada Senin, 10 Juli 2023 di Mabes TNI AD.