Korban Tewas Kecelakaan Banyumas Menjadi 15 Orang  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 11 Agustus 2013 15:48 WIB

Petugas medis membawa sebuah mayat yang mengalami kecelakaan pada Bus Karya Sari jurusan Solo-Jogja-Purwokerto di Banyumas-Buntu, (10/8). Bus yang mengalami rem blong ini masuk kedalam jurang dan menewaskan 12 orang. Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Banyumas - Korban kecelakaan maut di jalur tengkorak Banyumas-Buntu bertambah menjadi 15 orang dari sebelumnya yang mencapai 12 orang. Polisi menetapkan sopir bus Karya Sari sebagai tersangka.

"Total jumlah korban meninggal dunia saat ini menjadi 15 orang dari sebelumnya 12 orang," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas, Ajun Komisaris Cholid Mawardi, Ahad, 11 Agustus 2013.

Bus Karya Sari dengan nomor polisi AA 1654 CD pada Sabtu kemarin menabrak sedan Corolla dan dua sepeda motor sebelum akhirnya masuk jurang sedalam 14 meter. Bus jurusan Solo-Purwokerto dengan Sopir Suryanto, 59 tahun, mengalami rem blong saat memasuki tikungan tajam nan berkelok.

Cholid mengatakan, tujuh dari 15 korban tewas merupakan penumpang mobil sedan Corolla Z 1402 BW. Korban tewas lainnya, empat penumpang bus, dua orang pengendara sepeda motor Yamaha Mio, satu orang pengendara sepeda motor Honda Karisma nomor polisi B 5041 NN, dan satu orang warga Desa Pageralang, Kemranjen, yang sedang berdiri di tepi jalan.

Selain korban tewas, 26 orang korban mengalami luka ringan. Saat ini korban luka ringan itu masih dirawat di RSUD Banyumas dan Rumah Sakit Siaga Medika Banyumas.

Kepala Seksi Pengujian Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Budi Siswanto, mengatakan Dinas bersama kepolisian tengah melakukan pengecekan terhadap bangkai bus. "Pengecekan untuk mengetahui kondisi bus yang mengalami rem blong tersebut," kata Budi.

Budi mengatakan, berdasarkan pengecekan awal, bus nahas itu baru menjalani pengujian fisik atau kir pada 20 Juni 2013 di Kantor Dinas Perhubungan Kebumen. Ia sendiri masih menyelidiki penyebab terjadinya rem blong pada bus itu.

Menurut dia, pengecekan penyebab terjadinya rem akan menemui kesulitan. Kondisi bus tersebut mengalami kerusakan parah sehingga sulit dilakukan pengecekan. Bus itu sendiri dibuat tahun 1996 atau telah berumur 17 tahun.

Budi menambahkan, umur 17 tahun untuk sebuah bus dinilai sudah tidak laik jalan. "Rata-rata umur bus untuk beroperasi hanya lima tahun, tapi kalau lebih dari itu sudah tidak layak," katanya menambahkan.

Kepala Kepolisian Resor Banyumas, Ajun Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, sopir bus Suryanto saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Pengemudi bus dinilai lalai karena tidak mengecek kondisi rem sehingga bus mengalami kecelakaan dan menyebabkan matinya orang," katanya.

Ia mengatakan, polisi belum akan menahan Suryanto. Saat ini Suryanto masih menjalani perawatan di RSUD Banyumas karena mengalami luka berat.

Menurut dia, penahanan terhaap sopir bus maut tersebut akan dilakukan setelah kondisinya membaik. Sopir tersebut akan dikenakan Pasal 310 Ayat 1,2 dan 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman enam tahun penjara dan denda Rp 12 juta.

Dwiyono menambahkan, jalur Buntu-Banyumas memang dikenal rawan terjadi kecelakaan. Selain jalan menanjak, di lokasi tersebut juga jalannya berkelok-kelok sehingga sangat rawan terjadinya kecelakaan. "Marka jalan sudah dibuat tidak terputus dan rambu-rambu sudah lengkap," katanya.

Berikut 15 nama korban tewas kecelakaan bus Karya Sari:

1. Galuh Permata Putra (12) Asal Desa Sampang, Bantarbolang, Pemalang.
2. Masuhatul (24) perempuan Jalan Situmpur, Purwokerto
3. Dela Agustina (25) warga Jalan Situmpur Purwokerto
4. Rina Febriana (29) warga Kelurahan Purwokerto Kulon, Purwokerto
5. Panji Padang Putra (6) warga Desa Kaligono, Kaligesing, Purworejo
6. Nana Sunardi jenis lelaki umur belum diketahui warga Sumedang Jaya, Majalengka, Jawa Barat.
7. Adetyani(6) perempuan warga Kelurahan Purwokerto Kulon, Purwokerto
8. Rahyana (3) perempuan warga Kelurahan Purwokerto Kulon, Purwokerto
9. Dien Radian Hidayat (55) Jalan Situmpur, Purwokerto.
10. Koen Fajar SP (35) perempuan warga Jalan Situmpur, Purwokerto.
11. Bakti Nurjanah (23) warga Kelurahan Purwokerto Kulon, Purwokerto.
12. Teguh Pribadi (49) warga Desa Popongan, Banyu Urip, Purworejo.
13. Kasman (50) warga Desa Pagralang, Kemranjen, Banyumas
14. Fauzi (35) Desa Sipanjang, Bantarbolang, Pemalang.
15. Alfian Jaka (24) warga Desa Sipanjang, Bantarbolang, Pemalang.


ARIS ANDRIANTO


Berita terkait

Pascakecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Ketahui 5 Perbedaan Bus Pariwisata dan Bus Reguler

3 jam lalu

Pascakecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Ketahui 5 Perbedaan Bus Pariwisata dan Bus Reguler

Kecelakaan bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok masih jadi perhatian publik. Ketahui perbedaan bus pariwisata dan bus reguler.

Baca Selengkapnya

Dishub Sumut Perketat Aturan dan Adakan Sosialisasi Usai Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

3 jam lalu

Dishub Sumut Perketat Aturan dan Adakan Sosialisasi Usai Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Kecelakaan bus siswa SMK Lingga Kencana membuat Dishub Sumut ambil kebijakan perketat aturan hingga kemenhub akan terapkan aturan jangka pendek.

Baca Selengkapnya

Usai Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok Muncul Pro dan Kontra Study Tour, Pj Gubernur Jabar Sampai Keluarkan Surat Edaran

14 jam lalu

Usai Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok Muncul Pro dan Kontra Study Tour, Pj Gubernur Jabar Sampai Keluarkan Surat Edaran

Pro dan kontra soal study tour langsung mengemuka usai kecelakaan bus siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang beberapa waktu lalu. Ini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

2 hari lalu

Kisah Haru Korban Bus Siswa SMK Lingga Kencana Depok, Demi Ikut Study Tour Rela Jadi Kuli Bangunan

Dua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana sempat menjadi kuli bangunan untuk membayar biaya study tour senilai 800 ribu. Ini kisah lainnya.

Baca Selengkapnya

KNKT Ungkap Bus Putera Fajar yang Alami Kecelakaan di Subang Diubah Bentuk: Dari Normal Deck jadi High Deck

3 hari lalu

KNKT Ungkap Bus Putera Fajar yang Alami Kecelakaan di Subang Diubah Bentuk: Dari Normal Deck jadi High Deck

KNKT masih menganalisis ada atau tidaknya pengaruh perubahan bentuk bus pariwisata yang tidak semestinya hingga menyebabkan kecelakaan maut.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Pengusaha Tavel: Bukan Stop Study Tour Tapi Pemerintah Harus Edukasi

3 hari lalu

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Pengusaha Tavel: Bukan Stop Study Tour Tapi Pemerintah Harus Edukasi

Pengusaha travel meminta pemerintah jangan menghentikan kegiatan study tour karena adanya kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta

3 hari lalu

Evaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta

Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kementeriannya bakal menindaklanjuti usulan penerapan uji kir.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

3 hari lalu

Tersangka Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Bisa Bertambah, Pengusaha dan Karoseri Bus Akan Diperiksa

Kakorlantas Polri menyatakan pihak pengusaha dan karoseri bus bisa diperiksa dalam kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang, Polisi Akan Periksa Semua Pihak yang Terlibat

3 hari lalu

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang, Polisi Akan Periksa Semua Pihak yang Terlibat

Kakorlantas Polri Aan Suhanan mengatakan akan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam kecelakaan bus SMK Lingga Kencana di Subang.

Baca Selengkapnya

RS Bhayangkara Brimob Ungkap Kondisi Korban Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

3 hari lalu

RS Bhayangkara Brimob Ungkap Kondisi Korban Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana

Doktes spesialis ortopedi RS Bhayangkara Brimob sebut kondisi korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok saat pertama ditangani.

Baca Selengkapnya