TEMPO.CO, Yogyakarta -- Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai tragedi penembakan petugas Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan pada malam takbiran Rabu 7 Agustus 2013 malam bukanlah upya teror.
"Saya kira bukan jika maksudnya untuk itu (teror)," kata Sultan usai mengikuti shalat ied di Alun Alun Utara Yogyakarta Kamis 8 Agustus 2013.
Sebelumnya, seorang petugas Lapas Wirogunan Yogyakarta bernama Agus Susetyo, 43 tahun mengalami luka serius setelah tubuhnya diberondong timah panas di depan rumahnya oleh orang tak dikenal. Agus yang berprofesi sebagai petugas bagian dapur lapas saat itu tengah bersantai sendirian di depan rumah. Ia masih dirawat intensif di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Sultan menambahkan, usai adanya peristiwa penembakan tersebut ia telah mendapatkan laporan dan berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Polisi Haka Astana M Widya. Sultan sendiri bersama Kapolda DIY itu breng mengikuti shalat ied di lokasi yang sama.
Indikasi adanya upaya teror di Yogyakarta atau keterkaitan peristiwa itu pada kejadian lain seperti penembakan tahanan di Lapas Cebongan atau rentetan penembakan polisi di Jakarta menurut Sultan terlalu jauh. "Itu kemungkinan peristiwa kriminal biasa karena terjadi di luar lingkungan lapas juga profesi korban yang tak terkait langsung bidang sensistif seperti keamanan," kata dia.
Sultan sendiri meminta warga dan wisatawan Yogyakarta tetap tenang dan menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Sedangkan Kapolda DIY Haka Astana mengatakan, saat ini masih terus mendalami motif peristiwa tersebut dan mengejar pelaku. "Insyallah dalam waktu dekat kami segera ungkap. Tak ada kejahatan yang tak meninggalkan bekas, kami terus bekerja," katanya.
PRIBADI WICAKSONO