TEMPO.CO, Surakarta-Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, secara tegas melarang para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta, menerima parcel Idul Fitri.
Hadi mengatakan pemberian parcel tergolong gratifikasi. “Pemberian parcel pada pejabat bisa ditafsirkan macam-macam. Daripada jadi omongan, lebih baik jangan diterima,” kata dia, kemarin. Kalau memang tidak sanggup menolak, dia meminta pejabat yang bersangkutan melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rudy, sapaan akrabnya, mengatakan pemberian parcel bisa diartikan si pemberi suatu keistimewaan kepada si penerima. Misalnya, ketika mengikuti lelang proyek tertentu. Atau, pemberian parcel dari staf atau bawahan ke pimpinan, bisa berarti si pengirim berharap bisa dekat dengan pimpinan dan diprioritaskan untuk promosi jabatan, dan sebagainya. “Daripada jadi omongan, parcel tidak usah diterima,” dia menegaskan.
Namun Rudy tidak mempermasalahkan, jika ada pejabat yang memberi parcel kepada bawahannya. Atau memberi parcel kepada kaum dhuafa. “Kalau parcel diberikan ke masyarakat miskin, saya malah mendukung. Mereka lebih membutuhkan,” katanya.
Dia akan memberikan surat edaran ke seluruh satuan kerja perangkat daerah. Intinya, pejabat dilarang menerima parcel saat Hari Raya Idul Fitri. Namun tidak ada sanksi bagi pejabat yang nekat menerima parcel. “Sanksinya lebih ke moral. Berarti dia memang tidak loyal dan tidak punya etika,” ujarnya.
Untuk pengawasan, dia mengakui tidak mungkin mengawasi semua pejabat. Apalagi jika parcel itu diberikan sembunyi-sembunyi. “Saya minta masyarakat ikut mengawasi,” katanya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Surakarta, Sukasno, mengatakan anggota Dewan juga dilarang menerima parcel. “Saya juga melarang pemberian parcel dari anggota Dewan ke pejabat pemerintah Surakarta dan sebaliknya,” ujarnya.
Dia khawatir, pemberian parcel dapat memunculkan kecurigaan masyarakat. Selain itu, dapat menjadikan seseorang melakukan balas jasa kepada si pemberi parcel. “Daripada pemberian parcel jadi masalah, lebih baik tidak usah saling memberi,” dia menegaskan. UKKY PRIMARTANTYO