Tiga dari 12 terdakwa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan Kartasura, (dari kiri) Koptu Kodik, Serda Sugeng Sumaryanto dan Serda Ucok Tigor Simbolon mendengarkan kesaksian dari pegawai Lapas Cebongan, Indrawan Tri Widiyanto dalam sidang militer lanjutan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta, Bantul (2/7). ANTARA/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Siti Noor Laila memilih tak menanggapi kesaksian terdakwa penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sersan Dua Ucok Tigor Simbolon. "Kalau menyangkut materi persidangan saya tak bisa berkomentar, takut mempengaruhi putusan sidang," kata dia kepada Tempo di Jakarta.
Ia akan berkomentar setelah persidangan selesai. "Ini masalah etika, siapa pun tak boleh mengeluarkan pendapatnya terkait materi sidang," ujarnya.
Terdakwa Ucok mengaku sempat diserang sebelum menembak empat tersangka kasus pembunuhan bekas personel Komandan Pasukan Khusus, Sersan Heru Santoso. Menurut dia, saat masuk sel, seseorang memukulnya menggunakan kruk atau alat bantu berjalan. "Ketika saya amankan senjata karena takut direbut,” kata dia. “Lalu saya tembak orang yang diserang."
Pernyataan Ucok berbeda dengan temuan Komnas HAM. Komnas menyatakan penyusup penjara Cebongan ini sempat memisahkan tiga tahanan terlebih dahulu dari tahanan lain. Pelaku kemudian menghabisi nyawa ketiga tahanan tersebut.
Pelaku menembak narapidana terakhir yang bergabung dengan tahanan lain. "Temuan ini kan sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dan kami yakin sekali dengan temuan tersebut," kata Siti.
