Mangrovefiesta, Selamatkan Mangrove di Semarang
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Kamis, 13 Juni 2013 05:46 WIB
TEMPO.CO, Semarang--Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur atau Kesemat, kampanyekan kepedulian ekosistem pantai lewat acara Mangrovefiesta yang digelar di auditorium Imam Barjo di kampus Pleburan Semarang. Lembaga di bawah naungan fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang itu sengaja menggelar Mangroviesta untuk memperluas kecintaan publik terhadap lingkungan pantai.
"Ini sengaja digelar untuk memperluas kepedulian masyarakat terhadap lingkungan pantai," ujar Amrullah Rosadi, presiden Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur, Rabu 12 Juni 2013.
Menurut Amrullah, kegiatan yang ia lakukan selama dua hari sejak hari Rabu kemarin menampilkan beragam dunia yang terkait erat dengan mangrove. Di antaranya work shop batik bakau, memasak cerdas dan penayangan film. "Semuanya berkisah tentang mangrove dunia pantai," ujar Amrullah.
Workshop batik dilakukan dengan tema khusus yang mengajak perajin batik khas Semarangan untuk memanfaatkan pewarna alami dari buah mangrove, acara itu dilanjutkan dengan fasion show. Sedangkan acara masak menampilkan kegiatan mengolah makanan Mas Jamang atau masakan jajanan mangrove berupa pembuatan bolu dan stik dari bahan baku utama mangrove. "Kami juga tampilkan film Serasah Senja karya sutradara Fuad Azhari yang sebelumnya memenangkan eagle award lewat film Kampung Rob di Jantung Kota," ujar Amrullah.
Ia berharap mangrovefiesta yang ia selenggarakan itu mampu menarik minat publik untuk mencintai ekosistem pantai, khususnya kepedulian kerusakan hutan mangrove di sejumlah di kawasan pantai utara.
Kepala Seksi Pengelolaan Lingkungan dan Kelautan Pesisir, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang, Wahyudin menilai kegiatan mangrove vista itu baik untuk kampanye penyelamatan ekosistem pantai di kawasan Kota Semarang yang semakin parah. "Luasan kerusakan pantai mencapai 1.211,20 hektare, saat ini kawasan itu terkena abrasi," ujar Wahyudin.
Paling parah kerusakan pantai di kecamatan Tugu dan genuk dengan tingkat abrasi mencapai 41 persen luasan wilayah kecamatan itu. Menurut Wahyudin, garis pantai di Kecamatan Tugu mundur hingga 1,7 kilometer. Sedangkan, garis pantai di Genuk mengalami mundur sekitar 1,6 kilometer, sedangkan di Pantai Trimulyo garis hingga 2,4 kilometer.
Pemerintah Kota Semarang juga membuat kawasan eduwisata hutan mangrove di Kecamatan Tugu, langkah itu untuk melindungi pantai, dan pusat belajar sambil beriwsta untuk membangun kecintaan keutuhan ekosistem alam pantai di semarang. "Kami bekerja sama dengan pemilik lahan, karena hampir semua wilayah di pesisir utara itu dimiliki oleh pihak swasta," katanya.
EDI FAISOL
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Kata Fahri, Istana 'Tendang' PKS dari Koalisi
Hari Ini, PKS Bahas Nasib di Koalisi
Bertemu PM Papua Nugini, SBY Bahas Djoko Tjandra?
PKS Gelar Rapat Bahas Nasib di Koalisi