Aktivis Lingkungan Tolak Tambang Emang Banyuwangi

Reporter

Rabu, 5 Juni 2013 18:57 WIB

Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Banyuwangi - sekitar 20 aktivis lingkungan yang tergabung dalam Banyuwangi's Forum for Environtmental Learning (BaFFEL), Rabu petang, 5 Juni 2013, melakukan aksi jongkok untuk menolak adanya pertambangan emas.

Aksi yang bersamaan dengan peringatakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu dilakukan di depan kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di Jalan Ahmad Yani.

Mereka berjongkok selama satu jam sambil membentangkan sebuah spanduk bertuliskan penolakan terhadap pertambangan emas yang saat ini beroperasi di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

Humas BaFFEL Rosdi Bahtiar Martadi mengatakan, aksi jongkok itu untuk menyindir Pemerintah Banyuwangi dan Kementerian Kehutanan yang mengizinkan perusahaan pertambangan emas menambang di hutan lindung Tumpang Pitu.

Menurut Rosdi, bila Tumpang Pitu dieksploitasi maka limbah yang dibuang ke laut sebanyak 2.361 ton per hari. Rosdi mengingatkan agar Tumpang Pitu tidak mengulangi bencana di sebuah kampung di Buyat yang penduduknya terpaksa keluar karena daerahnya tercemar tailing. "Nelayan akan kehilangan mata pencahariannya," kata Rosdi.

Selain tailing, perusahaan tambang akan menyedot air 2,387 liter air per hari. Padahal hutan lindung Gunung Tumpang Pitu berfungsi sebagai penangkap air. "Jika airnya disedot, pertanian akan mati," ujar Rosdi pula.

Irwan, orator lainnya, mengatakan, pertambangan emas, baik yang dikelola oleh perusahaan asing maupun nasional akan menambah pemanasan global dan kerusakan lingkungan.

Apalagi sebelum eksploitasi dimulai, pantai selatan saat ini sudah tercemar merkuri akibat penambangan emas tradisional. "Kita harus tolak pertambangan emas di Tumpang Pitu," ucap Irwan.

Jatah saham yang diminta oleh Pemerintah Banyuwangi kepada perusahaan tambang sebesar 20 persen, kata Irwan, hanya dinikmati sesaat. Namun bencana kerusakan lingkungan akibat tambang akan terwariskan seumur hidup.

Pada 2007, eksplorasi Tumpang Pitu dilakukan PT Indo Multi Niaga (PT IMN). Perusahaan itu mengantongi kuasa pertambangan eksplorasi emas seluas 11.621,45 hektare di Blok Gunung Tumpang Pitu. PT IMN bekerja sama dengan perusahaan asal Australia Intrepid Minning Ltd.

Kemudian pada Juli 2012, izin dialihkan ke PT Bumi Suksessindo. Pengalihan diam-diam itu memicu protes dari Intrepid yang mengklaim memiliki saham 80 persendi PT IMN.

IKA NINGTYAS

Terhangat:
Penembakan Tito Kei
| Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah


Baca juga:

Geng Sopir Angkot 'The Doctor' Lakukan Pembunuhan

Ruhut Tantang PKS Keluar dari Koalisi

Lawan Belanda, Timnas Indonesia Latihan Perdana

Usai Kunjungan Priyo, Kalapas Sukamiskin Ditegur

Berita terkait

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

4 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

9 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

11 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

11 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

14 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

15 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

16 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

20 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

22 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

24 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya