Kartu Pos Mega Beredar di Kabupaten Garut Hingga Tasikmalaya.
Reporter
Editor
Senin, 13 September 2004 16:32 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung: Sejak satu minggu belakangan ini puluhan ribu kartu pos bergambar berbagai kegiatan Megawati Soekarno Putri, beredar di Kabupaten Garut hingga Kabupaten/Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Bahkan di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tsikmalaya, kartu pos yang bisa diindikasikan sebagai kampanye terselubung pasangan calon presidenMegawati-Hasyim Muzadi ini juga beredar di Pesantren Cipasung milik KH. Ilyas Rukhyat yang sebelumnya telah menyatakan netral, tidak berpihak pada salah satu pasangan capres.Ade Sutrisno, seorang guru SMU Cipasung yang menerima lebih dari 5 kartu pos dari seseorang yang sedang membagikan ribuan kartu pos di sekolahnya. Iamengatakan dirinya mendengar pesantren Cipasung juga terlibat dalam mensponsori pencetakan kartu pos yang dibagian belakangnya memuat kampanye pasangan Mega-Hasyim "Lima Pilar Pemerintahan Megawati - Hasyim 2004-2009" itu.KH. Chobir MT, juru bicara pesantren Cipasung yang mewakili KH, Ilyas Rukhyat ketika dimintai konfirmasinya oleh Tempo, Senin (13/9) seputar keterlibatannya dalam kampanye terselubung itu menolak dengan tegas tuduhan keterlibatan tersebut.Menurut Chobir, pesantren Cipasung tidak tahu menahu mengenai kampanye lewat kartu pos itu, apalagi ikut mensponsori. Menurutnya dirinya dan KH. Ilyas Rukhyat juga mengetahui ada selebaran berupa kartu pos itu karena mereka mendapat kiriman kartu pos tersebut lewat pos. Bahkan menurut Chobir selain kartu pos yang dikirimkan kepada dirinya KH. Ilyas Rukhyatjuga ada 2 eksemplar buku yang yang bisa diindikasikan sebagai kampanye hitam berjudul "10 Alasan Tidak Memilih SBY".Namun apa isi buku tersebut Chobir menyatakan tidak tahu, karena tidak tertarik membacanya "Saya belum baca, karena tidak tertarik untuk membacanya" jelasnya.Chobir menegaskan bahwa hingga hari H pencoblosan nanti pesantren Cipasung akan tetap konsisten dengan sikapnya, netral. Rinny Srihartini - Tempo News Room