Warga melakukan aksi unjuk rasa dengan menanam pohon pisang di Jalan Haji Mansur yang rusak di kawasan Gondrong,Tangerang,Banten,Minggu (17/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Garut - Dewan Pimpinan Cabang Organda Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengancam akan melakukan mogok massal angkutan umum. Alasannya, banyak ruas jalan di wilayah perkotaan yang rusak parah.
“Jalan rusak ini sangat merugikan para pengusaha dan sopir,” ujar Ketua DPC Organda Kabupaten Garut Dayun Ridwan, Senin, 29 April 2013.
Beberapa ruas jalan di kawasan perkotaan Garut yang rusak parah antara lain Jalan Suherman dari Alun-Alun Tarogong hingga pertigaan SMKN 2 Garut. Jalur ini dilalui angkot jurusan Terminal Guntur-Kadungora. Kerusakan juga terjadi di Jalan Raya Samarang yang dilalui angkot jurusan Terminal Guntur-Samarang serta Jalan Merdeka.
Menurut Dayun, akibat kondisi jalan ini, banyak kendaraan yang mengalami kerusakan. Shock breaker, ban, dan bagian bawah kendaraan harus sering diganti karena rusak. Selain itu, pendapatan pengusaha berkurang karena laju kendaraan untuk mengantarkan penumpang terhambat.
Dalam satu hari biasanya bisa mencapai enam putaran. Kini dalam sehari satu mobil angkutan hanya mampu mencapai tiga atau empat putaran saja. “Pengusaha juga kesulitan biaya karena pendapatannya berkurang,” ujarnya.
Karena itu, dia meminta pemerintah daerah untuk secepatnya memperbaiki jalan yang rusak. Menurut dia, tidak ada alasan keterbatasan anggaran pemerintah. Selama ini, para pengemudi angkutan selalu membayar retribusi setiap harinya. “Bila uang yang ditarik bukan untuk membiayai infrastruktur, lalu untuk apa bayar retribusi itu?” ujarnya.
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Garut, Adeng Sudjarmono, membenarkan kabar bahwa di daerahnya banyak jalan yang rusak. Hal itu diakibatkan air hujan. Menurut dia, jumlah jalan yang rusak di Garut sepanjang 325,70 kilometer dengan anggaran sebesar Rp 80,86 miliar.
Terkait dengan ancaman mogok massal dari para sopir angkutan umum, ia menjanjikan perbaikan jalan segera dilakukan. “Kalau yang bolong sudah mulai kami perbaiki, tapi untuk hotmix baru bisa dilakukan Juni mendatang karena minggu ini baru lelang,” ujarnya.