3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Senin, 8 April 2013 13:14 WIB

Kapolda DIY, Brigjen (Pol) Sabar Rahardjo. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Jenderal Sabar Rahardjo, mantan Kepala Polda DIY, membenarkan telah berkomunikasi melalui telepon dengan Panglima Daerah Militer IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso sebelum terjadinya penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman.

Insiden penyerangan terjadi pada Sabtu, 23 Maret lalu. Sebanyak sebelas anggota Kopassus Grup 2 Menjangan, Kartasura, menyerang ke LP Cebongan dengan menggunakan senjata laras panjang dan pistol. Namun, dua di antaranya disebut berusaha menghalangi rekannya yang lain.

Para pelaku menembak mati empat orang tahanan titipan Kepolisian Daerah DIY, yaitu Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, 31 tahun, Yohanes Juan Manbait (38), Gameliel Yermianto Rohi Riwu alias Adi (29), dan Adrianus Candra Galaja alias Dedi (33). Keempatnya adalah tersangka pembunuhan anggota Kopassus, Sersan Satu Santoso, hingga tewas di Hugo's Cafe, Jalan Adisutjipto Km 8,5 Maguwoharjo, Sleman, pada Selasa, 19 Maret 2013.

Inilah 3 fakta pengakuan mantan Kapolda DIY Sabar Rahardjo:


1. Komunikasi tersebut sebagai bentuk antisipasi keamanan.

"Komunikasi itu dalam arti begini, saya kan melihat kasus kejadian di OKU. Saya evaluasi OKU itu kurang apa? Kurang cepat penanganannya," kata Sabar, di Markas Besar Polri seusai serah terima jabatan Kapolda DIY dari dia kepada Brigjen Haka Aksana, Senin, 8 April 2013.

Kasus OKU yang dimaksud adalah penyerangan puluhan personel Yonif Armed Martapura ke Markas Polres Ogan Komering Ulu, 7 Maret lalu, karena buntut dari pembunuhan rekan mereka oleh personel polisi.

"Makanya, penanganan saya, Anda bisa lihat sendiri. Saya tanggap. Enggak sampai 1 x 24 jam, tercepat itu. Makanya, kecepatan itu saya selalu komunikasikan. Jadi, bukan komunikasi mau apa, kecepatan saya melakukan tindakan ini, saya komunikasikan," kata Sabar.


2. Ancaman pasca-pembunuhan anggota Kopassus dibantah

Sabar membantah komunikasi tersebut karena ada ancaman pasca-peristiwa pembunuhan anggota Kopassus di Hugo's Cafe. "Oh, enggak ada (ancaman). Enggak ada apa-apa," kata Sabar. "Makanya, penanganan saya, Anda bisa lihat sendiri. Saya tanggap. Enggak sampai 1 x 24 jam, tercepat itu. Makanya kecepatan itu saya selalu komunikasikan. Jadi bukan komunikasi mau apa, kecepatan saya melakukan tindakan ini, saya komunikasikan."


3. Sebelum insiden Cebongan, Kapolda dan Pangdam menggelar rapat.

Sabar membenarkan adanya rapat di Yogyakarta pada 9 Maret, tetapi berkelik jika pertemuan itu membahas situasi keamanan yang tak kondisif pasca-kejadian pembunuhan anggota Kopassus.

Sabar berujar, penyidik Polri hanya ingin memperlihatkan hasil rekaman kamera CCTV Hugo's Cafe. "Pertemuan itu, salah satunya saya memang mengundang Danrem. Ini loh lihat, bahwa keterbukaan polisi untuk melihat CCTV. Lihat CCTV-nya kayak begini," kata Sabar. "Bukan (karena ada ancaman). Saya perlihatkan CCTV sama-sama," kata dia.

RUSMAN PARAQBUEQ
Berita terpopuler:

Beredar, Video Tari Bugil Pelajar di Bima

Mengintip Restoran Narkoba di Kampung Ambon

Polisi Bantah Mengendus Penyerang LP dari HP

SBY Keseleo Lidah, Mencoreng Jadi Menggoreng

Pangdam Diponegoro Serahkan Jabatan Besok

Pilkada Palembang, Romi - Harno Unggul Sementara



Advertising
Advertising

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

1 hari lalu

Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas Lengkap 2024

Polsuspas Kemenkumham menjadi salah satu formasi yang banyak diminati pelamar CPNS. Apa saja syarat pendaftaran CPNS Polsuspas 2024?

Baca Selengkapnya

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

3 hari lalu

Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 dan Syaratnya

Kapan jadwal pendaftaran sekolah kedinasan pada 2024? Ini penjelasan Kemenpan RB serta syarat yang harus dipenuhi ketika mendaftar.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

4 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

17 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

18 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

19 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

19 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

19 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya