TEMPO.CO , Yogykarta:Pemerintah tak bisa hanya mengandalkan kepolisian dalam menyelesaikan sengketa dan konflik atas tempat ibadah. Konflik semacam itu perlu diselesaikan dengan melibatkan organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan.
"Pemerintah daerah, ormas keagamaan, MUI dan lembaga resmi agama yang lain perlu terlibat aktif, bukan malah saling lempar tanggung jawab," kata Peneliti PSKP UGM, Samsu Rizal Panggabean dalam diskusi Pemolisian dan Konflik Sengketa Tempat Ibadah, yang digelar Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) UGM.
Samsu Rizal Panggabean menilai kompleksitas yang melatarbelakangi kasus sengketa rumah ibadah telah memperlihatkan bahwa polisi tak lagi bisa diharapkan sebagai institusi satu-satunya pencegah kekerasan semacam itu. Rizal mengusulkan metode plural policing atau pemolisian majemuk. Sehingga semua pihak telibat dalam menyelesaikannya.
Selama ini kata dia, mayoritas kritikus menyalahkan polisi yang tak mampu meredakan sengketa. "Tapi di lapangan, ada banyak hal yang di luar kapasitas polisi, mencegah perusakan rumah ibadah saja sering gagal," kata dia.
Dalam berbagai penelitian sengketa pendirian rumah ibadah ada kecenderungan yang menunjukkan fenomena kian menyebarnya ke berbagai wilayah dan kelompok. Tak hanya kelompok Islam yang melarang pendirian gereja atau pura, kristen mulai melarang masjid, hindu melarang gereja dan masjid. "Ada pola solidaritas yang menyebar," ujar dia.
Ketegangan minoritas-mayoritas seperti itu, lanjut dia, juga mendapat bumbu polemik antara warga pendatang dan asli. Kata dia, banyak sengketa rumah ibadah memakan korban pendatang. Apalagi, jika pendatang mendominasi sektor ekonomi tertentu.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Berita Terkait
Komnas HAM Tegur Wali Kota Bekasi Soal Ahmadiyah
Ahmadiyah di Bekasi Kembali Dipermasalahkan
Perusak Masjid Ahmadiyah Divonis 3,5 Bulan
Berita terkait
Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara
30 hari lalu
Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.
Baca SelengkapnyaIndonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB
47 hari lalu
Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November
16 November 2023
Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.
Baca SelengkapnyaTerkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan
18 Juni 2023
Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang
24 Mei 2023
Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.
Baca SelengkapnyaNgabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama
1 April 2023
Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.
Baca SelengkapnyaKetua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama
16 Februari 2023
Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR
2 Februari 2023
Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.
Baca SelengkapnyaWakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan
16 November 2022
Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaSiswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng
28 Oktober 2022
Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.
Baca Selengkapnya