TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum DPR Martin Hutabarat meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun tangan dalam menuntaskan pemisahan TNI dengan Polri. Menurut dia, kejadian seperti penyerangan penjara Cebongan berpotensi terulang kembali jika pemisahan ini tidak segera diselesaikan Presiden.
"Presiden SBY tahu bagaimana kebijakan yang harus diambil," kata Martin saat dihubungi, Jumat, 5 April 2013. Dia menjelaskan, ketika pemisahan TNI dan Polri dilakukan, SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik, dan Keamanan. Dia mengapresiasi ketulusan TNI AD dalam membuka penyelidikan kasus ini dan mendukung penegakan hukum agar kasus ini bisa diselesaikan.
Martin menerangkan, penyerbuan LP Cebongan oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan perbuatan yang tidak dapat ditoleransi. Meskipun begitu, kata Martin, dia bisa memahami perasaan anggota (Kopassus) yang marah karena kawannya dianiaya hingga meninggal dunia. Seharusnya, prajurit Kopassus bisa menahan diri dan menyerahkan kasus pembunuhan Sersan Kepala Santoso kepada hukum.
Martin menerangkan tindakan oknum anggota Kopassus ini bisa jadi karena mereka tidak percaya terhadap proses hukum yang kerap tidak memberi keadilan. Menurut politikus Partai Gerindra ini, jika rasa percaya ini ada, tindakan penyerbuan LP Cebongan tidak akan terjadi. Dia menegaskan, kasus-kasus serupa yang melibatkan TNI dan Polri juga akibat ketidakpercayaan mereka kepada aparat kepolisian.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita lainnya:
U, Kopassus Pemberondong Tahanan LP Cebongan
Penyerang Cebongan Anggota Kopassus
Anggota Kopassus Buang CCTV Lapas Cebongan ke Kali
Ini Peralatan Kopassus yang Serbu Lapas Cebongan
Berita terkait
Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas
4 hari lalu
Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal
Baca SelengkapnyaDemokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY
10 hari lalu
Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.
Baca Selengkapnya72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah
30 hari lalu
16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
31 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
31 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
33 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
33 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
33 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
33 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
33 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca Selengkapnya