Presiden Diminta Bubarkan Tim Investigasi TNI  

Reporter

Kamis, 4 April 2013 15:21 WIB

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (dua kiri) bersiap memberikan keterangan pers terkait insiden penyerangan oleh gerombolan bersenjata ke LP Cebongan Sleman di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat (29/3). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Kupang - Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKUB) Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membubarkan tim investigasi TNI yang sedang mengusut kasus penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

"Kami minta Presiden bubarkan tim investigasi TNI karena tidak independen dan objektif. Mengapa harus TNI yang melakukan investigasi," kata Ketua FKUB NTT Romo Agus Pareira kepada Tempo, Kamis, 4 April 2013.

Pernyataan itu disampaikan FKUB usai menggelar pertemuan dengan keluarga korban penyerangan LP Cebongan. Pertemuan juga dihadiri lima tokoh agama di NTT. "Keluarga LP Cebongan menuntut keterlibatan FKUB untuk mendorong penyelesaian kasus tersebut secara tuntas,” ujar Romo Agus.

Romo Agus menegaskan, FKUB juga meminta Presiden SBY untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang dipimpin langsung oleh Presiden SBY untuk mengungkap pelaku maupun dalang di balik kasus yang melanggar perikemanusiaan itu.

FKUB juga mendesak Gubernur dan DPRD NTT segera membentuk tim independen untuk membantu menyelesaikan kasus ini. "Pemerintah daerah harus membantu memulihkan tekanan terhadap warga NTT di Yogyakarta," ucap Romo Agus.

Menurut Romo Agus, aksi sweeping terhadap warga NTT di Yogyakarta masih terus berlangsung. Ini merupakan tindakan represif yang bisa menimbulkan ancaman secara fisik dan psikis sehingga warga NTT di Yogyakarta tidak bisa beraktivitas. "Kami menyesalkan aksi sweeping itu karena mengancam warga NTT di sana (Yogyakarta)," tuturnya.

Kasus LP Cebongan, menurut Romo Agus, adalah kejahatan kemanusiaan karena terjadi pembantaian terhadap empat anak NTT yang ditahan di LP tersebut. "Pihak keluarga juga kecewa karena opini yang dibentuk justru menyudutkan korban," katanya.

Perhatian warga NTT terhadap kasus tersebut juga mulai menurun yang diduga akibat opini buruk terhadap para korban. Padahal, pada awal kejadian hingga penjemputan jenazah para korban dihadiri ribuan orang. "Keluarga takut isunya akan hilang karena ada isu baru yang muncul. Maka kami mendorong agar kasus ini tetap jadi perhatian serius," ujar Romo Agus.

Empat putra NTT, yakni Deky Sahetapi, Dedi Chandragalaja, Adi Rohi Riwu, dan Juan Manbait menjadi korban penembakan di LP Cebongan. Keempatnya ditahan di LP tersebut karena diduga terlibat pembunuhan terhadap anggota Kopasus di Hugo's Kafe.

YOHANES SEO

Berita terkait

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

14 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

15 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

16 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

16 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

16 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

17 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

17 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

17 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

17 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

17 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.

Baca Selengkapnya