Mengapa Empat Tahanan Itu Dipindah ke LP Sleman?

Reporter

Sabtu, 23 Maret 2013 17:44 WIB

Kapolres Sleman, AKBP Hery Sutrisman mengkoordinir petugas kepolisian untuk berjaga di depan Lapas IIB Cebongan, kabupaten Sleman, Yogyakarta (23/3). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, menyatakan, empat orang yang menjadi korban dalam penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah tahanan titipan dari Kepolisian Daerah Yogyakarta. Alasan penitipan karena ruang tahanan di Polda sedang dalam proses renovasi.

"Totalnya ada 11 tahanan yang dititipkan, termasuk empat korban yang meninggal," kata Suhardi Alius saat ditemui di kantornya, Sabtu, 23 Maret 2013.

Hal ini disampaikan Suhardi termasuk untuk menanggapi sejumlah kecurigaan terutama dari kuasa hukum korban mengenai kejanggalan proses pemindahan para tahanan. Empat tahanan ini ditangkap dalam kasus penusukan anggota Komando Pasukan Khusus, Sersan Satu Santoso, di Cafe Hugos, Sleman, 19 Maret lalu.

Peristiwa penyerangan juga terbilang cepat karena terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam sejak keempat tahanan dipindahkan ke Sleman. Empat tahanan ini awalnya adalah tahanan Markas Kepolisian Resor Sleman. Akan tetapi, pada 20 Maret 2013, mereka dipindahkan ke ruang tahanan Polda, dan pada 22 Maret 2013 sekitar pukul 11.00 WIB, dipindahkan ke penjara Sleman.

"Saat ini masih didalami semuanya. Karena kebetulan ruang penahanan Polda Yogya dalam kondisi direnovasi, maka dititipkan," kata Suhardi.

Para pelaku dengan pakaian rapi dan senjata lengkap memaksa masuk LP Sleman sekitar pukul 00.15 WIB. Secara cepat dan terorganisasi, sekitar 15 orang tersebut langsung mencari kunci dan menemukan empat korban di ruang tahanan Blok A nomor 5, yang berisi 35 tahanan.

Pelaku langsung mengeksekusi keempat korban dengan memberondongkan peluru hingga tewas. Setelah itu, pelaku langsung meninggalkan tempat kejadian dengan dua mobil yang diparkir di halaman depan penjara. Penyerangan terjadi kurang dari satu jam karena pelaku diduga melarikan diri sekitar pukul 01.05 WIB.

Para pelaku juga diduga menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47 dan senjata api jenis FN. Selain korban meninggal dunia, para pelaku yang mencuri kamera CCTV ini juga menyebabkan beberapa penjaga mengalami luka-luka.

Empat tahanan yang diberondong peluru hingga tewas adalah Hendrik Benyamin Sahetapy alias Diki, Yohanis Juan Manbait alias Juan, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, dan Adrianus Chandra Galaja alias Dedi.

FRANSISCO ROSARIANS
Berita terpopuler:
Kronologi Serangan ke Penjara Sleman

Serangan Jantung, Ricky Jo Meninggal Dunia

Korban Penembakan Terduga Kopassus Terkapar di Sel

Anggota Kopassus Diduga Serbu Penjara di Sleman

Kondisi Korban Tembak Terduga Kopassus Mengerikan

Terduga Kopassus Penyerang LP Sleman Rebut CCTV

Adi Bing Slamet 'Diserbu' Pengikut Eyang Subur

Berita terkait

Jadi Korban Begal Hingga Jari Nyaris Putus, Satrio Mukhti Calon Siswa Bintara Diangkat Jadi Anggota Polri

2 jam lalu

Jadi Korban Begal Hingga Jari Nyaris Putus, Satrio Mukhti Calon Siswa Bintara Diangkat Jadi Anggota Polri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Satrio Mukhti, 18 tahun calon siswa Bintara korban begal menjadi anggota Polri.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

2 jam lalu

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

KTT World Water Forum di Bali digelar mulai Sabtu besok. Sebanyak 8 kepala negara dan 105 menteri dijadwalkan hadir.

Baca Selengkapnya

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

13 jam lalu

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

Buron kartel narkoba Meksiko itu akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

15 jam lalu

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

Ada lima klaster yang menjadi objek pengamanan selama KTT World Water Forum, yaitu Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, Jimbaran, Kuta, dan Sanur.

Baca Selengkapnya

Sentra Gakkumdu untuk Pilkada 2024 Segera Dibentuk, Ini yang Dilakukan Bawaslu

1 hari lalu

Sentra Gakkumdu untuk Pilkada 2024 Segera Dibentuk, Ini yang Dilakukan Bawaslu

Sentra Gakkumdu akan mempermudah masyarakat yang ingin melaporkan pelanggaran dalam tahapan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Polri Turunkan Pasukan Berkuda Amankan World Water Forum ke-10 di Bali

1 hari lalu

Polri Turunkan Pasukan Berkuda Amankan World Water Forum ke-10 di Bali

Polri menurunkan Detasemen Turangga atau kavaleri berkuda untuk mengamankan KTT World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

1 hari lalu

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

Banjir bandang dari Gunung Singgalang menghantam Galudua, Koto Tuo Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumbar. Apa arti galodo bagi suku Minangkabau?

Baca Selengkapnya

Detasemen K-9 Polri Turut Amankan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, 34 Anjing Terlatih Diturunkan

1 hari lalu

Detasemen K-9 Polri Turut Amankan KTT World Water Forum ke-10 di Bali, 34 Anjing Terlatih Diturunkan

Detasemen K-9 Polri dikerahkan turut mengamankan gelaran KTT World Water Forum di Bali. Sebanyak 34 anjing terlatih diterjunkan.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

2 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya