TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Bengkulu Hamka Sabri mengatakan hingga saat ini masih ada 605 ribu warga Provinsi Bengkulu belum merekam data Elektronik-Kartu Tanda Penduduk (E-KTP). Hal tersebut menunjukan masih ada pekerjaan rumah pemerintah untuk menuntaskan hal tersebut hingga Juni 2013.
"Sebanyak 35 persen dari 1.705 juta penduduk Bengkulu belum terekam data e-KTP," katanya, Senin 11 Maret 2013. Hamka mengatakan target rekam data bagi 605 ribu orang warga Bengkulu ini diharapkan terealisasi dengan dukungan semua pihak, terutama warga yang wajib KTP.
Direktur Informasi Kependudukan Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Sugiarto di Bengkulu mengutarakan, masih terdapat 10 juta orang yang wajib KTP namun belum merekam data E-KTP sehingga perlu percepatan dengan target pada Juni 2013 sudah tuntas.
Ia mengatakan hal itu dalam temu teknis percepatan perekaman data E-KTP yang diikuti dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. "Perekaman data reguler E-KTP tersebut penting dipercepat karena pada 31 Desember 2013 KTP manual tidak berlaku lagi," ungkapnya.
Ia menambahkan apabila perekaman data secara massal sudah tercapai 173 juta warga Indonesia maka perekaman data reguler yang perlu dipercepat.
Lebih lanjut dikatakan Sugiarto, perekaman data reguler sebanyak 10 juta orang tersebut merupakan warga yang memasuki usia peralihan dari 16 tahun ke 17 tahun yang sudah wajib KTP, serta warga yang sudah menikah.
Menurutnya, Secara umum kendala perekaman data E-KTP di Indonesia memiliki kendala yang hampir sama, yakni rendahnya kesadaran masyarakat, minimnya petugas, jarak atau lokasi penduduk di wilayah pedalaman serta peralatan terutama di wilayah Timur dengan medan yang cukup berat.
Meski demikian, dengan keterbatasan tersebut, pihjaknya optimis realisasi percepatan rekam data E-KTP yang ditargetkan hingga Juni 2013 akan terealisasi.
PHESI ESTER JULIKAWATI
Berita terkait
Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri
8 menit lalu
Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.
Baca SelengkapnyaProfil Byun Baekhyun EXO, Anggota EXO dan Pemimpin Super M yang Menapaki 32 Tahun
12 menit lalu
Byun Baekhyun EXO lahir pada 6 Mei 1992 di Bucheon, Korea Selatan. Ia populer sebagai vokalis utama grup EXO. Kini ia sedang memimpin SuperM.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan
20 menit lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.
Baca SelengkapnyaPAN Punya 2 Alasan Akan Sodorkan Eko Patrio Jadi Kandidat Menteri Kabinet Prabowo
26 menit lalu
Politikus PAN Eko Hendro Purnomo atau beken sebagai komedian Eko Patrio tengah disiapkan partainya untuk membantu kabinet Prabowo Subianto. Alasannya?
Baca SelengkapnyaMengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta
34 menit lalu
Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.
Baca SelengkapnyaRespon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng
38 menit lalu
PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDarwin Nunez Hapus Foto Liverpool di Instagram, Kode Hengkang Akhir Musim?
39 menit lalu
Penyerang Liverpool Darwin Nunez diisukan masuk dalam radar Barcelona untuk menggantikan Robert Lewandowski musim depan.
Baca SelengkapnyaPNM Mekaar Mendukung Penuh Karir dan Bakat Pegawainya
44 menit lalu
PNM Mekaar beri dukungan pengembangan karir dan bakat bagi semua insan PNM.
Baca SelengkapnyaAlasan Muhaimin Sebut PKB Tunggu hingga 20 Oktober Soal Peluang Gabung Koalisi Prabowo
46 menit lalu
Muhaimin Iskandar mengatakan Prabowo menerima masukan dari PKB untuk menjadi agenda nasional.
Baca SelengkapnyaIndia Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya
51 menit lalu
Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.
Baca Selengkapnya